Daerah

Diduga Data Remaja Disulap Jadi Penerima PIP, Padahal Tidak Pernah menimba Ilmu Di Sekolah Tersebut, Nah, Dana PIPnya Kemana?

69
×

Diduga Data Remaja Disulap Jadi Penerima PIP, Padahal Tidak Pernah menimba Ilmu Di Sekolah Tersebut, Nah, Dana PIPnya Kemana?

Sebarkan artikel ini

 

Cianjur || Seperti lagu yang dilantunkan musisi, lahir di negeri sulap. Negerinya para pakar pesulap bisa menyulap apa saja dari gak da hingga diada ada, dari yang ada hingga tiada. Itulah yang mungkin dapat mencerminkan peristiwa mengejutkan di SMK Pasundan Cikalongkulon, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Batat.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Siswa yang hanya lulusan SMP dan tidak pernah melanjutkan belajar di SMK Pasundan Cikalongkulon ini, tiba tiba tercatat sebagai penerima Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) setelah pihak keluarga dengan rasa penasaran mengecek datanya di situs Sipintar dan mengejutkan, setelah dilakukan pengecekan remaja tersebut merupakan penerima manfaat program Indonesia Pintar di SMK tersebut.

Padahal, menurut orang tua siswa, Fahrudin, dirinya tidak pernah mendaftar menjadi peserta didik di sekokah itu apalagi mengikuti proses belajar mengajar.

” Kantos kasakola didampingi Bapak wartawan yang membantu kami dan kami langsung musyawarahin tetapi sampai saat ini belum ada pemberitahuan apapun, terkait penggantiannya. Nah yang paling saya heran, Ini anak saya tidak pernah sekolah di situ tapi setelah dicek disipintar dengan bantuan bapak wartawan yang baik bersedia menolong dan membantu mengecek nya dan setelah dicek ternyata anak saya dapat bantuan tersebut, ini aneh kan, tidak pernah sekolah di situ tetapi data anak saya ada sebagai penerima,” kata orang tua yang tidak peenah bersekolah di SMK Pasundan, Sabtu, (2/8/25).

Namun, lanjutnya, kami tidak peenah diberitahu baru tahu sekarang sekarang ini setelah dilakukan pengecekan,” sambungnya.

Pihak sekolah sampai saat ini belum memberikan keputusan apakah dana bantuan PIPnya akan diserahkan ke anak saya atau tidak.

” Saya tidak tahu aturannya kalau seperti ini, karena anaknsaya tidak pernah sekolah di sana apakah ini murni hak anak saya atau bukan, yang jelas kami kecewa data anak saya tiba tiba ada di SMK tersebut.

Pahrudin kembali menegaskan, jika anaknya hanya bersekolah sampai tingkat SMP saja. Dia jiga menyayangkan sikap sekolah yang tidak terbuka, karena bagai manapun jika benar seperti itu nama dirinya dan nama anak sudah tercatat dipusat sebagai penerima.

” aneh ari Ijazah teu kenging, lamun anak abi sakola didinya kedahnamah ijazah ge kenging, jeng naha artosna abi teu apal eta dikmanakeun siapa yang ngambil. Intinya saya heran siapa yang masukin data anak saya pak gitu,” ujarnya pada wartawan.

Dengan rasa keingin tahuan, Pahrudin kembali menegaskan, jika anaknya benar benar tidak pernah bersekolah di SMK Pasundan Cikalongkulon tersebut.

” anaknya sekolah hanya sampai SMP. Nah kenapa di smk kenapa ada nama putra saya, kalo begitu berarti kalau memang ada datanya ijazahnya juga mungkin ada karena di Sipintar tercatat anaknsaya dapat bantuan sampai kelas X11 kalau tidak salah itu, buktinya ada di Sipintar pak dan sekali lagi saya tegaskan jika dirinya tidak pernah mendaftarkan anaknya ke smk apalagi menerima bantuan PIP,” paparnya heran.

Mendengar hal seperti itu, para warga yang tidak kami tanyakan namanya satu persatu, terheran dan merasa khawatir jika kejadian ini bukan hanya menimpa satu orang saja. Maka warga meminta agar pihak terkait melakukan pendalaman terhadap sekolah yang di kepalai Sahidin sekaligus ketua PGRI Cikalongkulon tersebut.

” Sepertinya, harus ada yang ngontrol kesan, mengecek, kenapa bisa data orang masuk,” singkatnya menggunakan bahasa sunda.

Sementarara Kepala Sekolah Pasundan Cikalongkulon, Sahidin, masih belum bisa memberikan jawaban secara pasti. Mengingat di sekolah juga ada data data tertentu.

” Begini kami belum bisa menjelaskan hal itu karena selama kami di sekolah itu ada data tertentu kami perlu cek dulu data, sebab kami tidak bisa menjelaskam yang samar samar seperti itu. Tapi insya allah kami akan sebaik mungkin melayani warga masyarakat sesuai dengan kafasitas kami di sekolah,” katanya, Minggu (3/6/25).

Sahidin yang juga merupakan KetuanPGRI Kecamatan Cikalongjuga menerangkan, jika pengwcekan ulah perlu dilakukan. Mengingat di sekolah terdapat tenaga pegajar, seperti Guru, Operator, TU dan tenaga pendidik lainnya.

” Selama kami bertugas tentu kami kan juga punya guru, punya TU, punya Operator. Maka kami bekerja sesuai tugas kami, apabila ada yang samar seperti itu kami akan lihat kembali, sebab itukan butuh dicek ulang jangan sampai informasi simpangsiur dan itu insya allah kami akan evaluasi akan tidak lanjuti dulu, dicek dulu di sekolah supaya akurat dan jawaban kami memuaskan pihak media,” ujarnya.

Pihaknya juga akan segera mengevaluasi dengan adanya kabar seperti itu karena dikhawatirkan ini akan mempengaruhi kelembagaan dan juga masyarakat.

” Dengan adanya hal seperti ini, kami akan bertindak cepat melakukan pengecekan data yang sudah ada seperti apa jangan sampai informasi ini akan menghawatirkan lembaga, adanya hal ini tentu kami akan secepat mungkin mengeceknya,” terang nya.

Disinggung mengenai dana PIP yang tidak pernah diterima oleh siswa, Kepala Sekolah akan seegera melakukan evaluasi internal dan akan memberikan imformasi hasil dari pengecekan tersebut.

” Makanya saya akan mengundang dulu rekan kami yang ada di lapangan supaya tidak ada miskomunikasi jadi tidak ada pihak pihak yang dirugikan kalaupun ada seperti itu kami akan segera mengundang, baik guru pamongnya maupun orang tuanya untuk diajak bicara, untuk diperbaiki,” terangnya menjelaskan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *