Ragam

Mahasiswa KKN Kelompok 21 Universitas Madura (UNIRA) Masifkan Gerakan Literasi Sejak Dini

129
×

Mahasiswa KKN Kelompok 21 Universitas Madura (UNIRA) Masifkan Gerakan Literasi Sejak Dini

Sebarkan artikel ini

Pamekasan,- Indonesia menjadi salah satu negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah yaitu ranking ke-62 dari 70 negara. Indikasi yang paling umum ditemui adalah minimnya minat baca masyarakat Indonesia. Hal ini berimbas pada kedalaman pengetahuan terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan menjadi kurang maksimal.

Menyiasati hal tersebut, mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata Kelompok 21 (KKN 21) Universitas Madura (UNIRA) menginisiasi kegiatan “One Day One Book” sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan literasi dan minat baca pada anak-anak.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Kegiatan ini menyasar mereka yang berada pada usia sekolah dasar (SD) di Desa Pandan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan,Madura Jawa Timur.sabtu (10/12/2022).

Muhammad Ulul A, salah satu mahasiswa KKN UNIRA dan selaku Kordes, menyebutkan bahwa kebanyakan anak-anak memiliki minat baca yang rendah karena kurangnya fasilitas buku bacaan yang tersedia, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

“Melihat hal itu, kami berinisiatif untuk membangunkan mini library yang berlokasi di SDN PANDAN, jadi anak-anak bisa sekalian membaca buku,” tuturnya.

Kordes Kelompok 21 KKN Unira sangat berharap,dengan adanya mini library dan One Day One Book ini anak-anak bisa lebih gemar membaca.

“Bukan tanpa alasan, seiring dengan perkembangan digitalisasi yang semakin pesat, banyak dari mereka yang lebih gemar memegang gawai dari pada buku. Banyak yang lebih memilih bermain game dari pada membaca dongeng si kancil. Jika hal ini terus terjadi tentu akan membawa dampak yang signifikan bagi masa depan mereka,”harapnya.

Perlu diketahui bahwa sejak dimulai hari ini sabtu 10 Desember 2022, One Day One Book telah berjalan lancar dan menarik animo anak-anak untuk membaca. Dengan buku bacaan yang beragam dan selingan kegiatan yang dikemas sedemikian rupa membuat mereka jadi lebih antusias setiap harinya.

Terakhir, One Day One Book adalah sebuah upaya untuk merawat peradaban melalui literasi. Sebuah penyeimbang atas masifnya digitalisasi teknologi yang harus diiringi juga dengan masifnya gerakan literasi.(ahd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *