JOURNAL NEWS || Piring yang terbuat dari anyaman sapu lidi mungkin kini sudah sering anda temukan, baik di acara pernikahan, maupun di warung warung nasi dan warung yang menyajikan sejumlah makanan. Tapi taukah anda bahwa pengrajin sapu lidi tersebut salah satunya berada di Kampung Bangbayang, Desa Cikancana, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Saat dijumpai awak media, Ari (42) pengrajin piring tradisional dan unik itu mengaku sudah menggeluti usahanya selama kurang lebih 10 tahun lamanya.
” Saya menggeluti usaha ini kurang lebih sudah 13 tahun lamanya, saya bertahan karena saat ini pemasaran lumayan mudah rata rata 300 piring habis dalam satu minggu, tetapi itupun bagaimana pemesan, ” kata Ari, Rabu, (21/6/23).
Ari menyebutkan, bahwa membuat satu piring lidi bisa menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam lamanya.
” Iya, setiap hari bikin, sambil santai saja, jadi kalo ada yang beli bisa langsung dijual karena ada stok, tapi jika kehabisan barang kita buat dulu, kadang kalo pesanannya banyak kita mengerjakannya bersama warga sekitar,” ucapnya.
Ari juga menyampaikan jika, bahan baku piring lidi saat ini sangat sulit ditemukan.
” Kalo bahan baku nya ya lidi, cuman sekarang bahan bakunya lumayan susah, tapi kita suka ada yang ngirim, atu kalo ada tetangga yang tebang pohon kelapa saya ngambil sendiri,” ujarnya.
Iya juga menerangkan, jika selain piring lidi, Ari juga membuat wadah atau tempat parsel dari lidi kering tersebut.
” Harga satu piring ini 10 ribu dan wadah atau tempat untuk parsel 25 ribu hingga lebih sesuai kesulitan dan ukuran,” terangnya.
Ia berharap agar pasar piring lidi ini terus meningkat dan mudah dalam pemasaran
” Untuk pemasaran masih skup Cianjur, cuman rata rata seminggu kita bisa mengeluarkan 100 sampai 300 bahkan lebih, saya berharap kerajinan piring lidi ini sekakin berjalan dan mencapai kesuksesan,” tutupnya.
