Ditulis oleh : An Nisa Putri M, Anisa Salsabila, Hayati Mahmudah, Rifdah Khairunisa
DEPOK – Dewi Mayang Sari Salon & Spa yang berlokasi di Cimanggis, Depok,
menunjukkan penerapan praktik manajerial yang solid pada aspek operasional dan
sumber daya manusia, meski masih memerlukan peningkatan pada integrasi digital
dan pengukuran berbasis data. Temuan ini terungkap melalui observasi mendalam
yang dilakukan mahasiswa IAI SEBI dalam rangka tugas Ujian Tengah Semester
(UTS) Mata Kuliah Laboratorium Bisnis.
Observasi yang dilakukan oleh tim mahasiswa yang terdiri dari An Nisa Putri
Mashudi, Anisa Salsabila, Hayati Mahmudah, dan Rifdah Khairunisa mengungkapkan
bahwa salon khusus wanita ini telah menjalankan empat pilar utama bisnis dengan
cukup baik, yakni pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.
Pengamatan dilakukan dengan metode wawancara terstruktur kepada penanggung
jawab salon, Kak Erna dan Kak Indi, serta observasi langsung dan telaah dokumen
pedoman dari materi mata kuliah.
Dari sisi pemasaran, salon yang beroperasi dari pukul 09.00 hingga 20.00 ini
memanfaatkan strategi lokal yang terbukti efektif. “Kami melakukan promosi melalui
broadcast WhatsApp dan konten di media sosial. Harga kami sesuaikan dengan
perhitungan biaya dan lokasi yang strategis,” ungkap Kak Erna saat diwawancarai tim
observasi. Strategi ini berhasil menarik pelanggan dari lingkungan sekitar, bahkan
salon kini memiliki dua cabang.
Namun, tim observasi menemukan bahwa upaya pemasaran belum sepenuhnya
terstruktur secara digital. Salon belum menerapkan sistem Customer Relationship
Management atau CRM yang mampu melacak biaya akuisisi pelanggan, nilai seumur
hidup pelanggan, atau efektivitas kampanye secara kuantitatif. Kondisi ini membuat
hasil promosi efisien untuk skala lokal, namun kurang optimal untuk ekspansi atau
pengukuran jangka panjang.
Pada aspek operasional, salon menunjukkan kepatuhan yang baik terhadap prosedur
kerja. Standar operasional prosedur atau SOP yang memuat durasi layanan, takaran
produk, dan alur layanan mulai dari pendaftaran hingga pembayaran diterapkan
dengan konsisten.
Sistem reservasi dikelola melalui kombinasi digital dan pencatatan manual, dengan
pengaturan jadwal dan alokasi ruangan yang terkelola untuk mengurangi antrean.
Akan tetapi, manajemen inventaris yang masih berjalan secara hybrid berpotensi
menimbulkan kesalahan entri data dan keterlambatan pembaruan stok. Koordinasi
dengan pemasok juga menjadi tantangan operasional yang perlu mendapat perhatian.
Pengelolaan sumber daya manusia di salon ini menerapkan pendekatan yang praktis.
Rekrutmen dilakukan melalui jejaring lokal dan pengumuman di media sosial, dengan
seleksi yang mengutamakan uji praktik untuk memastikan kompetensi.
Penilaian kinerja mengacu pada indikator kepuasan pelanggan, mutu layanan, dan
disiplin kerja, dengan sistem insentif berupa bonus serta bentuk apresiasi lainnya.
Meskipun demikian, tim observasi mencatat bahwa organisasi belum sepenuhnya
menerapkan Key Performance Indicator atau KPI kuantitatif yang sistematis, dan
perencanaan suksesi untuk posisi kunci masih belum terstruktur.
Dari sisi keuangan, pembukuan dan pengelolaan berada pada landasan yang sesuai
standar, dengan pemasukan dan pengeluaran tercatat secara berkala. Namun proses
tersebut belum sepenuhnya didukung sistem keuangan berbasis aplikasi, dengan
sebagian besar pencatatan masih bersifat konvensional. Informasi keuangan juga tidak
selalu dibagikan secara luas kepada staf kunci, sehingga keterlibatan tim dalam
pengambilan keputusan operasional menjadi terbatas.
Berdasarkan temuan tersebut, tim observasi merekomendasikan lima prioritas
perbaikan. Pertama, menerapkan digitalisasi terintegrasi untuk inventaris, reservasi,
dan pembukuan guna mengurangi entri manual. Kedua, mengimplementasikan sistem
CRM sederhana untuk melacak metrik pemasaran. Ketiga, merancang KPI kuantitatif
bagi staf dengan evaluasi berkala. Keempat, meningkatkan transparansi keuangan
bagi staf kunci. Kelima, memperkuat prosedur rantai pasok melalui mekanisme
pembaruan stok rutin.
“Dewi Mayang Sari Salon & Spa telah membangun praktik manajerial yang baik pada
banyak aspek. Untuk pertumbuhan yang lebih terukur, langkah strategis terutama
dalam digitalisasi perlu segera diambil,” simpul tim observasi dalam laporannya.
Implementasi rekomendasi yang terarah diharapkan dapat membantu salon
mempertahankan kualitas layanan, meningkatkan retensi pelanggan, dan memperkuat
ketahanan usaha dalam jangka panjang.
Tentang Observasi: Observasi ini merupakan bagian dari kegiatan Mata Kuliah
Laboratorium Bisnis IAI SEBI yang bertujuan menilai implementasi pedoman
manajerial pada empat pilar utama bisnis dan mengidentifikasi celah antara teori dan
praktik untuk perbaikan manajerial.












