Berita

Salon Lokal di Cimanggis Terapkan Manajemen Modern, Namun Masih Butuh Digitalisasi Penuh

35
×

Salon Lokal di Cimanggis Terapkan Manajemen Modern, Namun Masih Butuh Digitalisasi Penuh

Sebarkan artikel ini
Oplus_16908288

 

Ditulis oleh : An Nisa Putri M, Anisa Salsabila, Hayati Mahmudah, Rifdah Khairunisa

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

DEPOK – Dewi Mayang Sari Salon & Spa yang berlokasi di Cimanggis, Depok,

menunjukkan penerapan praktik manajerial yang solid pada aspek operasional dan

sumber daya manusia, meski masih memerlukan peningkatan pada integrasi digital

dan pengukuran berbasis data. Temuan ini terungkap melalui observasi mendalam

yang dilakukan mahasiswa IAI SEBI dalam rangka tugas Ujian Tengah Semester

(UTS) Mata Kuliah Laboratorium Bisnis.

Observasi yang dilakukan oleh tim mahasiswa yang terdiri dari An Nisa Putri

Mashudi, Anisa Salsabila, Hayati Mahmudah, dan Rifdah Khairunisa mengungkapkan

bahwa salon khusus wanita ini telah menjalankan empat pilar utama bisnis dengan

cukup baik, yakni pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.

Pengamatan dilakukan dengan metode wawancara terstruktur kepada penanggung

jawab salon, Kak Erna dan Kak Indi, serta observasi langsung dan telaah dokumen

pedoman dari materi mata kuliah.

Dari sisi pemasaran, salon yang beroperasi dari pukul 09.00 hingga 20.00 ini

memanfaatkan strategi lokal yang terbukti efektif. “Kami melakukan promosi melalui

broadcast WhatsApp dan konten di media sosial. Harga kami sesuaikan dengan

perhitungan biaya dan lokasi yang strategis,” ungkap Kak Erna saat diwawancarai tim

observasi. Strategi ini berhasil menarik pelanggan dari lingkungan sekitar, bahkan

salon kini memiliki dua cabang.

Namun, tim observasi menemukan bahwa upaya pemasaran belum sepenuhnya

terstruktur secara digital. Salon belum menerapkan sistem Customer Relationship

Management atau CRM yang mampu melacak biaya akuisisi pelanggan, nilai seumur

hidup pelanggan, atau efektivitas kampanye secara kuantitatif. Kondisi ini membuat

hasil promosi efisien untuk skala lokal, namun kurang optimal untuk ekspansi atau

pengukuran jangka panjang.

Pada aspek operasional, salon menunjukkan kepatuhan yang baik terhadap prosedur

kerja. Standar operasional prosedur atau SOP yang memuat durasi layanan, takaran

produk, dan alur layanan mulai dari pendaftaran hingga pembayaran diterapkan

dengan konsisten.

Sistem reservasi dikelola melalui kombinasi digital dan pencatatan manual, dengan

pengaturan jadwal dan alokasi ruangan yang terkelola untuk mengurangi antrean.

Akan tetapi, manajemen inventaris yang masih berjalan secara hybrid berpotensi

menimbulkan kesalahan entri data dan keterlambatan pembaruan stok. Koordinasi

dengan pemasok juga menjadi tantangan operasional yang perlu mendapat perhatian.

Pengelolaan sumber daya manusia di salon ini menerapkan pendekatan yang praktis.

Rekrutmen dilakukan melalui jejaring lokal dan pengumuman di media sosial, dengan

seleksi yang mengutamakan uji praktik untuk memastikan kompetensi.

 

Penilaian kinerja mengacu pada indikator kepuasan pelanggan, mutu layanan, dan

disiplin kerja, dengan sistem insentif berupa bonus serta bentuk apresiasi lainnya.

Meskipun demikian, tim observasi mencatat bahwa organisasi belum sepenuhnya

menerapkan Key Performance Indicator atau KPI kuantitatif yang sistematis, dan

perencanaan suksesi untuk posisi kunci masih belum terstruktur.

Dari sisi keuangan, pembukuan dan pengelolaan berada pada landasan yang sesuai

standar, dengan pemasukan dan pengeluaran tercatat secara berkala. Namun proses

tersebut belum sepenuhnya didukung sistem keuangan berbasis aplikasi, dengan

sebagian besar pencatatan masih bersifat konvensional. Informasi keuangan juga tidak

selalu dibagikan secara luas kepada staf kunci, sehingga keterlibatan tim dalam

pengambilan keputusan operasional menjadi terbatas.

Berdasarkan temuan tersebut, tim observasi merekomendasikan lima prioritas

perbaikan. Pertama, menerapkan digitalisasi terintegrasi untuk inventaris, reservasi,

dan pembukuan guna mengurangi entri manual. Kedua, mengimplementasikan sistem

CRM sederhana untuk melacak metrik pemasaran. Ketiga, merancang KPI kuantitatif

bagi staf dengan evaluasi berkala. Keempat, meningkatkan transparansi keuangan

bagi staf kunci. Kelima, memperkuat prosedur rantai pasok melalui mekanisme

pembaruan stok rutin.

“Dewi Mayang Sari Salon & Spa telah membangun praktik manajerial yang baik pada

banyak aspek. Untuk pertumbuhan yang lebih terukur, langkah strategis terutama

dalam digitalisasi perlu segera diambil,” simpul tim observasi dalam laporannya.

Implementasi rekomendasi yang terarah diharapkan dapat membantu salon

mempertahankan kualitas layanan, meningkatkan retensi pelanggan, dan memperkuat

ketahanan usaha dalam jangka panjang.

Tentang Observasi: Observasi ini merupakan bagian dari kegiatan Mata Kuliah

Laboratorium Bisnis IAI SEBI yang bertujuan menilai implementasi pedoman

manajerial pada empat pilar utama bisnis dan mengidentifikasi celah antara teori dan

praktik untuk perbaikan manajerial.

Dokumentasi :

Oplus_16908288

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *