Sentani (JournalNews.id) – Ibadah dan Doa Ratapan bagi pemulihan Papua yang diselenggarakan para hamba tuhan di Tanah Papua merupakan salah satu media untuk mengharap campur tangan tuhan dengan kuasa roh kudus-nya untuk pemulihan Papua.
Melalui kuasa roh kudus akan menggerakkan hati setiap orang agar mau bertobat dan keluar dari kebiasaan buruk selama ini yang menjadikan Papua terus terpuruk.
Demikian sekilas latar belakang dilaksanakannya Ibadah dan Doa Ratapan Papua 2022 yang berlangsung di Lukas Enembe Stadium, Kampung Harapan Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (8/12).
Ketua Panitia Ibadah dan Doa Ratapan Papua 2022, Pdt. Dorman Wandikbo menjelaskan ibadah ini merupakan merupakan upaya menjawab kegelisahan Gubernur Papua Lukas Enembe melihat kondisi rakyat Papua yang masih terbelenggu dalam perbuatan-perbuatan dosa dan kebiasaan buruk lainnya.
“Kenapa kami lakukan ini, itu menterjemahkan dari bapa Gubernur punya komitmen waktu kami para pendeta berdoa di kediaman beliau, dimana saat itu gubernur sampaikan bahwa beliau terlihat sakit tetapi, tetapi justru kami yang datang ini yang sebenarnya sakit,” ungkap Pdt. Wandikbo.
Adapun maksud dari perkataan gubernur, menurut Pdt. Wandikbo, adalah secara fisik gubernur memang sakit tetapi secara rohani beliau tidak sakit, hal ini sebaliknya terjadi pada diri kita sehingga gubernur meminta dilakukan doa ratapan atau pujian penyembahan kepada Tuhan.
“Gubernur katakan yang pertama Orang Papua harus bertobat, yang kedua Orang Papua harus mampu mengampuni mereka, dengan demikian Tuhan akan pulihkan Papua, itulah dasar kegiatan ini,” ungkap Pdt. Wandikbo.
Lebih lanjut dikatakan, Gubernur Lukas Enembe adalah seorang politikus tetapi menyampaikan kata-kata yang merupakan pesan moral yang luar biasa.
Pdt. Dorman Wandikbo yang juga Presiden GIDI menambahkan panitia hanya memiliki waktu persiapan selama 2 minggu sehingga sedikit menemui hambatan terkait persiapan pelaksanaan, namun tidak sampai mempengaruhi jalannya kegiatan yang berlangsung sukses.
“Dari awal persiapan sampai dengan pelaksanaan kami tidak mendapat kendala berarti, kalau masalah yang kecil cukup banyak, tantangan yang kita hadapi yaitu dari panitia sendiri ada yang mundur, kemudian mereka rasa tidak sanggup karena waktu cuma dua minggu saja, tetapi teman-teman yang lain terus kerja keras samapi dengan kita bisa sukseskan acara ini,” ujarnya.
Dikatakan juga, kegiatan Ibadah dan Doa Ratapan Papua ini didukung oleh Ketua-ketua Sinode dan juga ikatan paguyuban-paguyuban, jadi siapapun yang hidup di atas Tanah Papua kita adalah hidup bersama disini sebagai pemulihan Tanah Papua untuk tetap damai.
“Kami ingin hidup damai, tidak ingin konflik, tidak mau perang, jadi bagaimana semua hidup di Papua sebagai tanah damai, dan saling mendoakan,” ujarnya.
Ibadah ini juga sekaligus membuka persiapan Natal di Papua, namun lebih kepada doa ratapan kepada Tuhan untuk meminta restu agar selamatkan mereka yang masih di hutan dan sembuhkan mereka yang sakit.
“Karena bagaiman kita mau rayakan Natal dengan suasana pohon natal dan susana lagu-lagu natal tapi sementara di Maybrat, Pegunungan Bintang, Intan Jaya, Nduga, masyarakat masih berada di hutan, mereka tidak rayakan natal, jadi kami fokuskan untuk doa ratapan ini,” pungkasnya.
Atas nama panitia Pdt. Dorman Wandikbo menyampaikan ucapan berterima kasih atas dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Papua dalam dal ini Gubernur Papua Lukas Enembe, terlebih dalam kondisi pemulihan kesehatan, Gubernur Lukas Enembe masih bisa hadir di tengah-tengah Perayaan Ibadah dan Doa Pumilihan Papua, di stadion kebanggaan Papua, Lukas Enembe Stadium. (RZR)