Journal News.id// Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Kelompok Kerja (Pokja) Perempuan Naomi Romi Sumel menjaring Aspirasi masyarakat di Kampung Sawanawa, Distrik Arso, Kabupaten Keerom. Selasa (22/4/25).
Diketahui, Kampung Sawanawa merupakan salah satu wilayah terdalam di Pemerintahan Distrik Arso yang didiami oleh Orang Asli Keerom.
Pada Media Journal News, Naomi Romi Sumel mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat asli Keerom tentang efektifitas kemanfaatan dana otsus khusus bagi OAP di Provinsi Papua.
“Saya anggota Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Pokja Perempuan perwakilan dari Kabupaten Keerom,” ucapnya.
Dikatakannya, otonomi khusus bagi OAP selama ini telah memiliki beberapa manfaat dan efektifitas, namun masih memiliki beberapa tantangan dan kekurangan.
“Adapun manfaat Otsus yang diketahui adalah peningkatan infrastruktur, peningkatan pendidikan, kesehatan, UMKM, peningkatan ekonomi dan pengakuan terhadap hak-hak masyarakat adat ,” jelasnya.
Sebutnya lagi, terdapat masih banyak tantangan dan kekurangan implementasi dana Otsus Papua.
“Implementasi yang tidak efektif termasuk kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta kurangnya kapasitas sumber daya manusia, Korupsi dan penyalahgunaan dana,
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan sehingga mengurangi efektivitas program-program pembangunan. Ketergantungan pada pemerintah pusat, serta perlunya evaluasi efektivitas Otsus secara menyeluruh dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan melakukan evaluasi yang menyeluruh dan berkelanjutan, diharapkan Otsus dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Papua dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Saya berharap Pemkab Keerom dapat melihat pembangunan di seluruh kampung orang Asli Keerom, khusus di kampung Nawa ini infrastruktur jalan tidak bagus, pendidikan yang belum memadai serta kesehatan yang perlu ditingkatkan,” pungkasnya.
Pantauan media dilapangan, selain menjaring aspirasi masyarakat Naomi R. Sumel juga mendorong implementasi kesejahteraan perempuan dengan membentuk kelompok pemberdayaan perempuan binaan MRP Papua. Kegiatan berlangsung 5 (lima) hari yakni 22-26 April 2025 . (@mr)
