Ragam

Perusuh Surabaya, “pamer nyali konyol tolol”

77
×

<em>Perusuh Surabaya, “pamer nyali konyol tolol”</em>

Sebarkan artikel ini

JOURNALNEWS _ Ketua Umum PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia) Hartanto Boechori mengapresiasi tindakan ‘tegas dan keras’ Walikota Surabaya Ery Cahyadi memerintahkan Aparat Keamanan dan membakar semangat Arek Suroboyo membasmi perusuh Surabaya. Pengganggu keamanan dan ketentraman warga Surabaya.

“Tidak boleh ada kelompok apapun/manapun mengusik ketentraman Surabaya”, ujar Ketua Dewan Penasehat Pekat Indonesia Bersatu Jawa Timur itu. “Kalau sudah pamer senjata tajam di jalanan seperti dilakukan perusuh perusuh itu, Aparat Keamanan dan Penegak Hukum, Polisi khususnya wajib bertindak tegas dan keras”, lanjutnya. “Tembak kaki mereka”, lanjut pemilik Sasana Kick Boxing BKBC (Buchori Kick Boxing Camp) itu.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Beberapa hari terakhir Surabaya sempat digemparkan adanya perusuh. Kelompok anak muda bermotor mengacung-acungkan senjata tajam celurit dan lain-lain, menyerang warung kopi di Surabaya, membacok security perumahan dan pamer ‘nyali konyol dan tolol’ lainnya, istilah Penasehat PPPKRI Bela Negara Mada I Jawa Timur dan berbagai organisasi itu.

Pria paruh baya yang beberapa waktu lalu menanda-tangani kerjasama antara DPP PJI (Dewan Pimpinan Pusat PJI) dengan Ketua Komnasdik Jatim (Komnas Pendidikan Jawa Timur) itu mempertanyakan peran semua institusi pendidikan dalam melakukan pembinaan mental spiritual kepada siswa.

Peran intelijen juga dipertanyakannya. Dirinya juga mempertanyakan tanggung jawab Organisasi Massa di Surabaya yang rutin menerima anggaran Negara.

Ketua Umum Pemuda Pusura Hoslih Abdullah menjawab pertanyaan Cak Boechori melalui telpon, mengaku prihatin dengan maraknya aksi gangster dan tawuran antar remaja yang belakangan terjadi di Kota Surabaya.

Menurut telaah Hoslih Abdullah, bentuk perilaku kenakalan remaja itu perlu menjadi perhatian Bersama, termasuk dibutuhkan upaya serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menangani secara berkelanjutan. Di sisi lain, TNI-Polri juga harus menindak tegas.

“Aksi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, kalau memang berkaitan dengan hukum ya harus dilakukan tindakan tegas. Kemudian pemkot melalui dinas pendidikan punya tanggung jawab untuk mengawasi siswa. Harus lebih intens menggelar pertemuan bersama sekolah-sekolah,” urai Hoslich.

Tak kalah penting, Cak Dolah, sapaan karib Hoslih Abdullah, juga berharap kepada para orang tua untuk lebih aktif memantau anak-anaknya. Sebab, menurut Cak Dolah, keluarga merupakan kunci utama untuk mendidik seorang anak.
“Para orang tua juga harus berperan aktif mengontrol aktivitas anak-anaknya. Diharapkan, anak-anak bisa terkontrol pergaulannya di luar jam sekolah,” katanya.

Menurut Hoslih Abdullah, kenakalan para remaja itu perlu menjadi perhatian bersama. Termasuk dibutuhkan upaya serius dari Pemkot Surabaya untuk menangani secara berkelanjutan. Selain itu, TNI-Polri juga harus melakukan tindakan tegas.
Perusuh Surabaya, “pamer nyali konyol tolol”

Ketua Umum PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia) Hartanto Boechori mengapresiasi tindakan ‘tegas dan keras’ Walikota Surabaya Ery Cahyadi memerintahkan Aparat Keamanan dan membakar semangat Arek Suroboyo membasmi perusuh Surabaya. Pengganggu keamanan dan ketentraman warga Surabaya.

“Tidak boleh ada kelompok apapun/manapun mengusik ketentraman Surabaya”, ujar Ketua Dewan Penasehat Pekat Indonesia Bersatu Jawa Timur itu. “Kalau sudah pamer senjata tajam di jalanan seperti dilakukan perusuh perusuh itu, Aparat Keamanan dan Penegak Hukum, Polisi khususnya wajib bertindak tegas dan keras”, lanjutnya. “Tembak kaki mereka”, lanjut pemilik Sasana Kick Boxing BKBC (Buchori Kick Boxing Camp) itu.

Beberapa hari terakhir Surabaya sempat digemparkan adanya perusuh. Kelompok anak muda bermotor mengacung-acungkan senjata tajam celurit dan lain-lain, menyerang warung kopi di Surabaya, membacok security perumahan dan pamer ‘nyali konyol dan tolol’ lainnya, istilah Penasehat PPPKRI Bela Negara Mada I Jawa Timur dan berbagai organisasi itu.

Pria paruh baya yang beberapa waktu lalu menanda-tangani kerjasama antara DPP PJI (Dewan Pimpinan Pusat PJI) dengan Ketua Komnasdik Jatim (Komnas Pendidikan Jawa Timur) itu mempertanyakan peran semua institusi pendidikan dalam melakukan pembinaan mental spiritual kepada siswa.

Peran intelijen juga dipertanyakannya. Dirinya juga mempertanyakan tanggung jawab Organisasi Massa di Surabaya yang rutin menerima anggaran Negara.

Ketua Umum Pemuda Pusura Hoslih Abdullah menjawab pertanyaan Cak Boechori melalui telpon, mengaku prihatin dengan maraknya aksi perusuh dan tawuran antar remaja yang belakangan terjadi di Kota Surabaya.

Menurut telaah Hoslih Abdullah, bentuk perilaku kenakalan remaja itu perlu menjadi perhatian Bersama, termasuk dibutuhkan upaya serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menangani secara berkelanjutan. Di sisi lain, TNI-Polri juga harus menindak tegas.

“Aksi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, kalau memang berkaitan dengan hukum ya harus dilakukan tindakan tegas. Kemudian pemkot melalui dinas pendidikan punya tanggung jawab untuk mengawasi siswa. Harus lebih intens menggelar pertemuan bersama sekolah-sekolah,” urai Hoslich.

Tak kalah penting, Cak Dolah, sapaan karib Hoslih Abdullah, juga berharap kepada para orang tua untuk lebih aktif memantau anak-anaknya. Sebab, menurut Cak Dolah, keluarga merupakan kunci utama untuk mendidik seorang anak.
“Para orang tua juga harus berperan aktif mengontrol aktivitas anak-anaknya. Diharapkan, anak-anak bisa terkontrol pergaulannya di luar jam sekolah,” katanya.

Menurut Hoslih Abdullah, kenakalan para remaja itu perlu menjadi perhatian bersama. Termasuk dibutuhkan upaya serius dari Pemkot Surabaya untuk menangani secara berkelanjutan. Selain itu, TNI-Polri juga harus melakukan tindakan tegas.

“Ini Surabaya. Harus dijaga bersama. Namun untuk mengentaskan masalah ini (perusuh dan tawuran) perlu dicarikan solusi yang konkrit dan berkelanjutan,”. Demikian Cak Dolah.
“Ini Surabaya. Harus dijaga bersama. Namun untuk mengentaskan masalah ini (perusuh dan tawuran) perlu dicarikan solusi yang konkrit dan berkelanjutan,”. Demikian Cak Dolah. ( Red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *