Berita

Workshop Implementasi Multi Model Pengajaran Bahasa Sunda Sebagai Pembelajaran Muatan Lokal di Kurikulum Merdeka, Oleh Disdikpora Kabupaten Cianjur.

86
×

Workshop Implementasi Multi Model Pengajaran Bahasa Sunda Sebagai Pembelajaran Muatan Lokal di Kurikulum Merdeka, Oleh Disdikpora Kabupaten Cianjur.

Sebarkan artikel ini

 

Cianjur,- https//journalnews.id
Dalam meningkatkan gairah bahasa lokal atau bahasa daerah, khususnya di kabupaten Cianjur yang merupakan dengan logat bahasa Sunda, Disdikpora Kabupaten Cianjur, melaksanakan giat workshop implementasi multi model pengajaran bahasa Sunda, yang diterapkan pada setiap guru dari perwakilan setiap sekolah yang ada di kabupaten Cianjur Jawa Barat.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Acara dilaksanakan dalam satu hari, dengan dibagi beberapa kelas penerapan, di BallRoom Bromo, Hotel Bukit Indah, jln Cipanas Puncak, Desa Ciloto, kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

Acara dibuka langsung oleh Kadis Disdikpora H. Ruhli Solehudin, S.Ag., M.Si., Kabid SMP Helmi Halimudin, S.Pd., M.Si., Kasi SMP dan Mira Tantriani, S.Pd., selaku Pengawas SMP Disdikpora Kabupaten Cianjur. Rabu (11/12/24)

Menurut keterangan dari Mira Tantriani mengatakan, “Baik ini kami sedang melaksanakan giat Workshop implementasi multi model pengajaran bahasa Sunda, yang diikuti oleh 150 peserta, dari 150 sekolah yang diwakili satu orang guru bahasa Sunda, mungkin dalam rangka kurikulum muatan lokal, yang berkaitan dengan kurikulum merdeka, Dan intinya ini adalah melestarikan bahasa Sunda, sebagai muatan lokal yang ada di kurikulum merdeka itu sendiri, jadi kami di sini hanya menerangkan dan menerapkan bagaimana belajar bahasa Sunda itu asik dan menyenangkan,”ucapnya.

“Dan tentunya melibatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dengan penerapan praktek praktek, atau model-model pembelajaran yang kami kemas dengan judul yang menarik, biar diingat oleh para guru bahasa Sunda lainnya, yaitu “Disun Asik” yang artinya diajar Sunda asik.

“Kami harap agar semua para guru bahasa Sunda, untuk menerapkan kepada siswanya agar berdampak positif kepada siswanya, dan yang mengikuti sebagai peserta disini, ada yang dari swasta juga ada dari sekolah negeri, dan untuk jenjangnya, ini dijenjang dari SMP dan ini terbagi dari subrayon 1 sampai dengan subrayon 5. Dan kegiatan ini dilaksanakan cuman satu hari, jadi kegiatan ini intinya bagaimana pembelajaran bahasa Sunda itu, yang asik dan menyenangkan yang berpusat pada murid.

“Untuk penerapannya masih di ajaran kurikulum mereka, Dan ini juga menerapkan dengan tujuh kebiasaan siswa, yang termasuk dilibatkan dari ajaran kurikulum merdeka, yaitu dari bangun tidur yang bahasa Sundanya trangginas, rajin beribadah, rajin berolahraga, dengan pola makan yang sehat, dan sebetulnya di sini juga diterapkan dengan profil pelajar Pancasila, ada kolaborasi juga dengan bagaimana menciptakan pembelajaran sunda yang asik dan menyenangkan,” paparnya.

Lanjut Bu Mira, “Disini kami ada kolaborasi dari guru dan siswa berbagai kelas, masih berkaitan dengan kurikulum merdeka, dengan pemekaran pembelajaran yang inovatif yang berpusat pada peserta didik, dan ini tidak meninggalkan dikurikulum yang lama, untuk penerapannya ini kami terapkan kepada semua guru, baik yang ASN ataupun yang non ASN, bahkan ada juga yang bukan dari guru bahasa Sunda, yang sebenarnya guru bahasa Sunda itu masih jarang di setiap sekolah, dan saya harap dengan adanya kegiatan ini, guru bahasa Sunda lebih inovatif tidak ketinggalan zaman.

“Dan kami disini memberikan semangat memotivasi kepada semua guru bahasa Sunda dengan model-model pembelajaran yang kekinian dengan kemajuan digitalisasi, dengan harapan untuk guru bahasa Sunda, motivasinya membangkitkan guru-guru yang lainnya, untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif bisa mengikuti perkembangan zaman, bahwa guru bahasa Sunda itu bisa sama sejajar dengan guru yang lain, tidak dipandang sebelah mata,” tegasnya.

“Dengan istilah sistem menggali potensi pada guru bahasa Sunda itu sendiri, yang dikembangkan ke peserta didik, untuk tidak ke materi tapi menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” pungkas Mira Tantriani, S.Pd. *(Muklis M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *