DaerahRagam

Wakil Bupati Cirebon, Bunda Ayu Laksanakan Kegiatan Pemberian TTD Kepada Remaja Putri, Dan Monitoring Percepatan Penurunan Stunting

95
×

Wakil Bupati Cirebon, Bunda Ayu Laksanakan Kegiatan Pemberian TTD Kepada Remaja Putri, Dan Monitoring Percepatan Penurunan Stunting

Sebarkan artikel ini

Journal News.id.Wakil Bupati (Wabup) Cirebon Hj. Wahyu Tjiptaningsih, SE, M.Si, melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi stanting, sekaligus pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri. Kegiatan tersebut dalam rangka usaha percepatan penurunan stunting. Acara diselenggarakan di salah satu ruangan SMAN 1 Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon Jawa Barat, Senin 24/10/22.

Kehadiran Wabup Cirebon di SMAN 1 Pabedilan sebagai Ketua tim Penanggulangan stunting sekaligus Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD). Kehadiran Wabup didampingi oleh Bappelitbangda, Dinkes, forkopimcam dan di hadiri oleh Kuwu se-Kecamatan Pabedilan serta siswa Remaja Putra-Putri dari SMAN 1 Pabedilan.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati yang akrab disapa Bunda Ayu mengatakan, persoalan stunting adalah persoalan multi sektoral yang tidak bisa di tangani oleh Pemerintah Daerah saja, akan tetapi harus melibatkan semua unsur yang terkait.

” Karena ini adalah multi sektoral, maka Pemerintah Daerah dalam usaha penurunan stunting memiliki strategi yang sama saat menangani Covid-19 dengan cara melibatkan TNI-Polri, dan melibatkan, Camat, Kuwu, Ibu PKK, Kepala Sekolah, Guru dan masyarakat lainnya, mereka satu sama lain harus melakukan edukasi kepada masyarakat, begitupun Guru kepada murid-muridnya, ujar Bunda Ayu.

Lebih lanjut Bunda Ayu mengatakan, penanganan stunting saat ini harus berbasis data, By Name By Address, sehingga bisa fokus pada target sasaran. Edukasi harus dilakukan juga kepada remaja putri melalui sekolah-sekolah, karena menurutnya, remaja putri adalah calon pengantin yang kelak akan melahirkan anak-anak yang tentunya harus sehat sejak sebelum menikah, agar dapat melahirkan balita menuju generasi emas yang bebas stuntin.

” Jangan sampai remaja putri yang masih sekolah sudah terkena anemia akibat kekurangan gizi, yang dampaknya ketika menikah dan memiliki keturunan dikemudian hari bisa melahirkan anak dalam kondisi stunting, ” Ujar Bunda Ayu.

Iapun berharap agar para calon pengantin seyogiannya di lakukan edukasi selama tiga bulan, mengingat pencegahan stunting harus dengan edukasi menyeluruh untuk memberikan pengetahuan pencegahan stunting kepada calon pengantin agar kedua calon pengantin ketika sudah menikah mereka bisa melakukan pengawasan dan pengontrolan secara mandiri saat hamil, dan setelah melahirkan, sehingga terjadinya stunting kedepannya dapat di cegah secara maksimal.

” Stunting adalah merupakan kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga berdampak pada gagal tumbuh kembang pada fisik dan otak anak, jika di biarkan akan berpengaruh kepada melemahnya indeks tingkat SDM, ” Ujarnya.

Untuk itu kata Bunda Ayu, kasus stunting harus ditangani secara serius berbasis data, agar di Kabupaten Cirebon bisa segera terjadi penurunan dan di targetkan bebas stunting sebagaimana yang di inginkan oleh Presiden Jokowi, ” Pungkasnya.

Di tempat yang sama Kepala sekolah SMAN 1 Pabedilan Heri Purnomo menyambut baik atas semua program Pemerintah dalam hal penanganan kesehatan Remaja, khususnya remaja putri terkait dengan pencegahan stunting, dan pihaknya siap bersinergi dan berkolaborasi dengan pihak Kecamatan dan Puskesmas dalam rangka usaha penurunan kasus stunting.

Hal senada disampaikan oleh Sekmat Pabedilan Yuyu, SP yang mengatakan, berbagai pencegahan stunting telah di laksanakan, namun hasilnya belum efektif, karena belum terjadi hasil dengan sekala yang memadai.

Hal tersebut disebabkan adanya kendala dalam melakukan intervensi belum
terintegrasi dengan baik, sehingga belum tercapai tujuan percepatan penurunan stunting.

Menurut Yuyu, kebijakan dan program penanganan stunting belum di terjemahkan dengan baik ke dalam perencanaan yang didukung dengan penganggaran Daerah secara menyeluruh.

“Nah tadi alhamdulilah kedepan kita akan mendapatkan anggaran kurang lebih 50 juta, dan kami menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Daerah, ” Tutur Yuyu.

Lebih lanjut Yuyu mengatakan, kendala selanjutnya yang di hadapi adalah, adanya kapasitas program di Daerah yang masih lemah dan kordinasi pusat dan Daerah juga masih lemah, sehingga penanganan stunting masih belum bisa optimal.

“Di tambah adanya prilaku masyarakat yang belum sejalan dengan upaya percepatan penurunan stunting dan dukungan sosial masyarakar juga masih sangat rendah, ” Pungkasnya.

Laporan:Sana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *