Cianjur – Wakil Bupati Cianjur, Ramzi Geys Thebe atau yang lebih dikenal dengan Ramzi, menegaskan pentingnya edukasi gizi bagi masyarakat, terutama dalam meluruskan persepsi yang keliru mengenai konsumsi kental manis.
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri kegiatan Pengukuhan dan Sosialisasi Ibu Asuh Anak Terindikasi Stunting serta Peduli Lingkungan Sehat: Edukasi Gizi dan Peruntukan Kental Manis, yang digelar oleh Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Cianjur pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Ramzi mengapresiasi langkah Muslimat NU yang terus memperkuat peran kader di masyarakat untuk mengedukasi soal gizi seimbang, pencegahan stunting, dan pentingnya memahami bahwa kental manis bukanlah susu.
“Lupakan pemahaman bahwa kental manis adalah susu, karena kadar gulanya yang sangat tinggi. Kalau terlalu sering diberikan kepada anak, _naudzubillah min dzalik_, kita khawatir akan berdampak buruk bagi masa depan mereka,” ujar Ramzi.
Ia menambahkan bahwa makanan sehat tidak selalu mahal. Menurutnya, orang tua harus lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman bagi anak. “Justru bahan pangan lokal yang bergizi dan terjangkau bisa menjadi pilihan utama. Kuncinya adalah keseimbangan gizi dan pola konsumsi yang tepat,” tambahnya.
*Muslimat NU Dorong Literasi Gizi Keluarga Lewat Gerakan Ibu Asuh*
Sementara itu, Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, Erna Yulia Soefihara, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Muslimat NU untuk mendukung upaya pemerintah daerah dalam memperkuat literasi gizi di tingkat keluarga.
“Kami ingin membantu masyarakat memahami pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang baik bagi anak-anak. Ini bukan sekadar penyuluhan, tapi gerakan membangun kesadaran bersama,” ujar Erna.
Ia menjelaskan, Muslimat NU juga terus memperkuat peran kader di tingkat akar rumput agar mampu menjadi pendamping keluarga dalam menjaga kesehatan anak. Salah satu materi yang diberikan dalam pelatihan adalah edukasi bahaya konsumsi kental manis untuk balita.
“Kandungan gula yang tinggi pada kental manis sangat tidak cocok untuk balita, apalagi untuk menggantikan susu. Kami percaya ibu-ibu memiliki peran strategis dalam mencegah stunting. Dengan membekali mereka pengetahuan gizi, kita bisa menciptakan perubahan nyata dari rumah masing-masing,” tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut, puluhan kader Muslimat NU di Cianjur mengikuti sesi pembekalan dan pelatihan mengenai gizi anak, kesehatan keluarga, serta praktik lingkungan sehat. Para peserta juga diajak melakukan kunjungan lapangan untuk berdialog langsung dengan masyarakat dan melihat kondisi gizi balita di wilayah prioritas.
Melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dan organisasi masyarakat, kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat upaya pencegahan stunting di Kabupaten Cianjur serta membangun kesadaran bahwa pemenuhan gizi seimbang dan lingkungan sehat dimulai dari rumah.
Senada, Ketua Advokasi YAICI, Yuli Suprianti Advokasi Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), menyampaiakan jika masyarakat kabupaten Cianjur masih banyak yang mengetahui bahwa kental manis merupakan susu. Maka dari itu pihaknya menilai masih harus melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya orang tua yang memiliki Bayi atau Balita.
” Kebetulan YAICi kemarin bersama Muslimat NU sempat juga mengunjungi beberapa rumah dan kami memang menemukan masih banyak anak anak yang diberikan susu kental manis terutama anak anak yang masih diusia Balita. Bahkan ada satu anak yang sampe satu hari itu bisa 5 sampai 6 gelas meminumnya dan memang terindikasi ada gangguan kesehatan pada anak tersebut,” katanya.
Yuli berharap dengan adanya kerjasama YAICI dengan Muslimat NU dapat menjadikan edukasi menyeluruh kepada Masyarakat.
” Mudah mudahan kerjasama YAICI dengan Muslimat NU dengan kader kadernya bisa memberikan edukasi menyeluruh kepada semua masyarakat khususnya kepada masyarakat yang masih memberikan susu kental manis kepada bayi dan balitanya,” pungkasnya.












