Journal News.id // Di hari libur, Minggu (23/6/24) Bupati Keerom Piter Gusbager, S.Hut, MUP dan jajaran terus bekerja melayani masyarakat dalam rangka memberikan bantuan hibah bagi Gereja- Gereja dan lembaga adat Orang Asli Papua (OAP) di Kabupaten Keerom. Total dana yang disalurkan sebesar Rp.2,1 milyar
Sehari sebelumnya, pada Sabtu 22 Juni 2024, secara terbuka Bupati Gusbager menyalurkan bantuan langsung tunai yang bersumber dari dana Otsus Papua kepada DAK dan LMA Keerom masing-masing sebesar Rp.500 juta. Berikutnya bantuan kepada gereja Katholik St. Wilibrodus Arso Kota Rp.300 juta dan Gereja St. Yakobus Workwana Rp.300 juta.
“Di hari kedua ini saya menyerahkan bantuan bagi Gereja GKI Bahtera Arso Swakarsa bersama 1 Unit mobil Toyota Hilux untuk peningkatan ekonomi umat, lalu di Gereja KINGMI Pir II total Rp.300 juta dan Gereja Jemaat Filadelfia Milki Rp.50 juta dan juga memberikan bantuan kepada gereja untuk Pentahbisan Imamat Katholik kedua putra Asli Keerom di Sorong Rp.100 juta serta bantuan Rp.50 juta untuk pengukuhan Suster/Biarawati pertama dari Keerom,” terangnya pada awak media di Arso Pir II.
Diketahui, selama 3 tahun kepemimpinan Bupati Gusbager secara terbuka dirinya menyalurkan anggaran Otsus bagi masyarakat OAP diantaranya kepada lembaga agama, lembaga adat, bantuan UMKM, pendidikan, infrastruktur, jalan serta lain sebagainya.
“Sudah 3 tahun dimasa kepemimpinan Piter-Wahfir kami melakukan hal ini secara terbuka, baik itu untuk pembukaan jalan baru, peningkatan jalan, merahabilitasi dan membuka kampung-kampung yang ada OAP, kenderaan terbaru Toyota Hilux 4×4 yang disalurkan di semua Puskesmas dan kampung-kampung di Kabupaten Keerom itu semua bersumber dari dana Otsus Papua,” terangnya
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan gereja, adat dan masyarakat.
“Jadi gereja dan adat merupakan satu kekuatan untuk keberhasilan pembangunan di Tanah Papua pada umumnya. Ketika gereja tidak kuat, adat tidak kuat maka pemerintah juga tidak kuat, sehingga gereja dan adat adalah kunci keberhasilan pembangunan disini,” imbuhnya.
Untuk itu dirinya berharap seluruh gereja-gereja, adat dan masyarakat untuk terus bersatu menyuarakan Keerom Tanah Damai.
“Karena hanya dengan kedamaian masyarakat bisa hidup sejahtera, Jadi ketika ada pihak-pihak yang datang hanya mau membuat kacau di Keerom maka kita mesti bersatu melawannya. Saya percaya kalau kita punya niat baik dan tulus berdasarkan kasih maka kebenaran dan keadilan itu semua baik gereja pemerintah dan adat maka Keerom ini akan maju,” tutupnya. (@mr)