CIPANAS,– https//journalnews.id
Suasana Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, pada Sabtu (9/8/2025) terasa berbeda. Udara sejuk kaki Gunung Gede Pangrango pagi itu dipenuhi canda tawa, riuh tepuk tangan, dan aroma kuliner yang menggoda dari Lapangan Singa Barong. Inilah puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-94, Desa Cimacan dengan tema Miara Pakaya Desa Guyub Ngawagun Lembur, yang memadukan pesta rakyat, festival budaya, dan berbagai kegiatan sosial.
Kepala Desa Cimacan, Deden Ismail, menegaskan bahwa perayaan ini bukan hanya seremonial tahunan, melainkan ajang mempererat persaudaraan sekaligus mempromosikan potensi desa.
“Walaupun HUT Desa Cimacan jatuh pada 1 Juli, puncak acaranya kami gelar hari ini agar seluruh warga bisa merasakan kemeriahan bersama. Ada pertandingan sepak bola antar RT/RW, lomba kreatif, senam massal, donor darah, hingga pesta rakyat yang melibatkan pedagang lokal. Semuanya untuk memperkuat silaturahmi dan menggerakkan perekonomian,” ujar Deden.
Lapangan Singa Barong disulap menjadi pusat keramaian dengan deretan tenda kuliner. Jajanan tradisional berpadu dengan menu kekinian seperti sate, jagung bakar, kopi khas Cimacan, hingga kue-kue lokal. Musik tradisional Sunda mengalun syahdu, mengiringi penampilan seni yang memikat penonton.
Tidak hanya warga setempat, wisatawan yang berlibur di Cipanas pun turut memeriahkan acara. Banyak yang mengabadikan momen ini untuk dibagikan di media sosial, menjadi promosi gratis bagi Cimacan.
“Kami ingin pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam, tapi juga mengenal budaya, kuliner, dan kreativitas warga Cimacan,” tambah Deden.
Festival budaya menjadi sorotan utama. Pelajar dan kelompok seni lokal menampilkan tarian tradisional, musik angklung, hingga peragaan busana Sunda. Selain itu, kegiatan sosial seperti santunan untuk anak yatim dan donor darah bersama PMI Cianjur yang berhasil mengumpulkan puluhan kantong darah, menjadi wujud nyata kepedulian warga.
Bagi masyarakat, HUT ke-94 adalah simbol ketangguhan dan semangat gotong royong yang terus terjaga meski hampir satu abad berdiri. Perpaduan budaya, ekonomi, dan pariwisata ini diharapkan menjadi pondasi kemajuan Cimacan di masa depan.
“Semoga kegiatan ini terus menjaga persatuan, kekompakan, dan menguatkan ekonomi warga. Kami ingin Cimacan dikenal bukan hanya karena alamnya, tetapi juga masyarakatnya yang kreatif dan ramah,” tutup Deden.
“Dengan panorama pegunungan, udara segar, dan keramahan penduduknya, Cimacan membuktikan bahwa pesta rakyat bukan sekadar hiburan, melainkan magnet wisata sekaligus ruang untuk mempererat ikatan sosial menuju desa yang lebih maju,” pungkasnya.
*(Muklis M.