Ragam

Petani Milenial Cuma Ikut Pelatihan: Bantuan Modal, Ketersediaan Lahan, atau Kemudahan Akses Pasar Nihil.

78
×

Petani Milenial Cuma Ikut Pelatihan: Bantuan Modal, Ketersediaan Lahan, atau Kemudahan Akses Pasar Nihil.

Sebarkan artikel ini


Bandung Barat – Program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ternyata sebatas proyek berbentuk pelatihan dan hibah barang.
Sejumlah peserta Petani Milenial tak pernah mendapat bantuan modal, akses lahan, atau kemudahan pasar, seperti sering dielu-elukan Ridwan Kamil.
Yuli misalnya, salah seorang peserta Petani Milenial asal Bandung Barat, mengaku hanya mengikuti pelatihan selama tiga hari di Balai Pelatihan Pertanian Jawa Barat, di Kabupaten Cianjur, pada September 2022.


Pasca pelatihan itu, dirinya tak pernah mendapat modal tambahan dan lahan untuk mengembangkan tanaman hortikultura miliknya. Ia juga masih memakai bandar konvensional untuk menyerap hasil panen karena program ini tak menyediakan offtaker khusus.
“Sejauh ini belum dapat bantuan apa-apa setelah ikut pelatihan. Padahal, katanya kalau perserta lain dapat bantua bibit dan obat-obatan,” kata Yuli baru-baru ini.
Yuli merupakan salah satu petani yang tercatat dalam website Petani Milenial pasca mengikuti pelatihan. Padahal, jauh sebelum program itu ada, dirinya telah lebih dulu menjadi petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan meneruskan profesi orang tua.
“Sebelum ada program ini juga saya sudah bertani. Kebetulan waktu itu ada yang ajak, jadi ikut daftar dan lolos,” paparnya.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten


Selain mengharap pengetahuan baru, Yani berharap ikut program Petani Milenial dapat membantu menuntaskan masalah yang dihadapi seperti gangguan hama, permodalan, dan alat-alat pertanian. Namun, pasca mengikuti program itu kegiatan pertanian yang ditekuninya tak pernah mendapat perbaikan.


“Tak pernah ada juga yang menawarkan KUR atau bantuan pertanian. Saya cuma ikut pelatihan setelah itu gak ada follow up lagi,” terangnya.


Jajang, petani lainnya, mengalami hal serupa. Bedanya selain pelatihan, ia mendapat hibah benih dan pakan untuk budidaya ikan lele.


Sedangkan lahan kolam ikan, tetap sewa dan dibayar kantong pribadi. Begitu pun modal dan akses pasar. Hasil swadaya dan pencarian mandiri.


“Cuma pelatihan aja 2 hari pada tahun 2022, waktu itu lokasinya di UPT Pembenihan Ikan Desa Cisomang Barat Kecamatan Cikalong Wetan,” kata Jajang.
Jajang merupakan salah peternak lele sukses di Kabupaten Bandung. Ia menjadi salah satu pemasok ikan ke pasar Andri Bandung dan beberapa perusahaan. Capain tersebut diperoleh bukan dari Program Petani Milenial, melainkan kerja keras sendiri sejak tahun 2018, jauh sebelum program itu digagas Ridwan Kamil.


“Bukan program Petani Milenial. Saya murni usaha sendiri sejak tahun 2018. Manis pahit ditelan sendiri, hingga bisa seperti sekarang,” jelasnya.


Sebelumnya, pada acara peluncuran Program Petani Millenial Jawa Barat, Jumat 26 Maret 2021 lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, program Petani Milenial Jawa Barat mendukung para pemuda lokal untuk memanfaatkan banyaknya lahan kosong di Jawa barat. Pemerintah juga akan menyediakan modal pinjaman dan sarana pemasaran.
“Dengan wadah berjualan ini akan memutus penjualan tengkulak, dan konsumen dapat membeli secara langsung baik skala kecil sampai besar ke petani,” ujarnya saat membuka acara Kick-Off Program Petani Millenial Jawa Barat di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *