Journal News.id // Menindaklanjuti program Piter Oke (Perlindungan Pekerja Rentan Orang Keerom), Pemerintah Kabupaten Keerom kembali melakukan rapat kordinasi bersama BPJS Ketenagakerjaan Papua, Rabu (16/6/23), bertempat di Ruang Rapat Setda, Kompleks Kantor Bupati Kabupaten Keerom.
Rapat dipimpin Bupati Keerom Piter Gusbager, S.Hut, MUP yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Keerom Trisiswada Indra N, S.PT, didampingi Asisten I Setda Keerom Lukas Saranga, S.Sos dan sejumlah pimpinan OPD Pemkab Keerom.
Usai rapat, Sekdakab Keerom Trisiswanda Indra mengutarakan bahwa rapat yang digelar bersama BPJS Ketenagakerjaan membahas tindak lanjut validasi data calon peserta Program Piter Oke.
“Hari ini rapat yang kedua bersama BPJS Ketenagakerjaan tidak lanjut pengumpulan data, total keseluruhan data yang disampaikan sebesar 32.556 jiwa, maka kita sepakati bersama yang termasuk pekerja rentan adalah mereka yang memiliki penghasilan minim dibawah Rp.2 juta atau pekerja bukan penerima upah lainnya” jelasnya.
Adapun kategorinya adalah petani yang berpenghasilan minim, buruh, tukang ojek, supir angkutan umum, petugas kebersihan, tokoh agama diantaranya pendeta, pastor, biarawati, ustad dan juga mereka yang bekerja dilingkungan rumah ibadah dan lainnya.
“Bapak Bupati Gusbager berharap agar program Piter Oke bisa tepat sasaran guna menekan angka kemiskinan ekstrim di Kabupaten Keerom. Berdasarkan Inpres No. 04 tahun 2022 tentang pemberantasan Kemiskinan Ekstrim dan Inpres No.02 Tahun 2021 tentang optimalisasi Pelaksanaan program Jaminan Sosial,” imbuhnya.
Dikesempatan yang sama, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Papua Haryanjas Pasang Kamase mengatakan, dari total keseluruhan data yang terhimpun akan dievalusi kembali.
“Jadi hari ini ada kita menemukan sebesar 32.556 data pekerja rentan berdasarkan segmentasi pekerja. selanjutnya kami akan mengevaluasi ulang agar program bisa tepat sasaran,”ujarnya.
Kembali saya menyampaikan bahwa program Piter Oke merupakan wujud komitmen Bupati Keerom Piter Gusbager guna menekan angka kemiskinan ektrim dan menjadi yang pertama di Propinsi Papua,” pungkasnya.
(@mrizul)
