Daerah

Lokakarya Mini, Rencana Kerja Puskesmas Kademangan Masih Akan Fokus dipenaganan Stunting dan DBD

6576
×

Lokakarya Mini, Rencana Kerja Puskesmas Kademangan Masih Akan Fokus dipenaganan Stunting dan DBD

Sebarkan artikel ini

JOURNAL NEWS || Puskesmas Kademanagan melaksanakan lokakarya mini (Lokmin) Triwulanan perdana di tahun 2024 di Aula Puskesmas, Kampung Cibalagung, Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa, (20/2/24).

Lokakarya Mini Lintas Sektoral merupakan suatu pertemuan antar petugas puskesmas dengan sektor terkait untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan puskesmas dan membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi puskesmas. Selain itu, tujuan lokakarya mini yaitu untuk menggali permasalahan bidang kesehatan dan yang terkait di wilayah kerja Puskesmas serta untuk mencari solusi dan juga mengkomunikasikan program-program dan kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Puskesmas maupun dari lintas sektor tentunya di bidang kesehatan.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

” Lokmin hari ini merupakan lokmin pertama di tahun 2024. Tadi kita memaparkan situasi dan kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kademangan. Kemudian tadi Puskesmas juga memaparkan rencana kerja di tahun 2024. Kemudian kami tadi juga meminta dukungan dari semua lintas sektor, baik dari Forkopimcam, OPD kemudian kepala desa untuk sama sama untuk menyelesaiakan permasalahan yang ada di wilayah kerja puskesmas kademangan,” kata Kepala Puskesmas Kademangan, E Hanny Windialaras.

E Hanny menyebutkam bahwa rencana kerja di tahun 2024 masih terfokus pada penanganan Stunting. Hal tersebut dikarenakan hasil data di wilayah kerja Puskesmas Kademangan masih memiliki 20 balita yang Stunting. Maka dari itu pihaknya akan bekerja sama dengan semua OPD untuk interpensi ke balita Stunting.

” Kemudian selain Stunting kita juga aka fokus penanganan ke DBD karena di awal tahun 2024 ini kasus DBD itu meningkat dengan tajam, sehingga kita juga intrrfensi teehadap kasus DBD terutama di program 3 m plusnya, menguras, menutup, dan mengubur genagan air terus plus nya itu diantaranya menggunakan laution anti nyamuk atau kalo perlu menggunakan klambu dan banyak lagi yang lainnya,” tutur nya.

E Hanny juga menerangkan jika salah satu upaya langkah penurunan atau interfensi terkait Stunting pihaknya masih melakukan kegiatan pemberian tambahan makanan bergizi bagi balita dan ibu hamil yang masih kekuranagan energi kronis.

” kemudian bagi anak yang mengalami gizi buruk kami juga masih melakukan kegiatan yang sama dan kami juga tetap melakukan eduskasi, pemantauan tubuh kembangnya juga kita tetap lakukan. Kemudian ada kegiatan ya g sensitif yah, misalnya pembinaan kesehatan rumah, pemeriksaan air minum ke warga, kemudian kepada remaja nya kita ada pemberian vitamin FE dan juga edukasi terkait penanganan Stunting kepada remaja itu sendiri di sekolah sekolah,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *