Ragam

Kelola TPS3R, Seorang Warga Manfaatkan Sampah Organik Untuk Budidayakan Magot 

162
×

Kelola TPS3R, Seorang Warga Manfaatkan Sampah Organik Untuk Budidayakan Magot 

Sebarkan artikel ini

Cianjur, Seorang warga bernama Udan (40) berinisiatif memanfaatkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Resuce, Risycle (TPS3) untuk membudidaya Maggot untuk Atasi Pencemaran Lingkungan.

 

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Budidaya Magot yang ia lakukan di TPS3R Desa Sukajadi, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur itu selain untuk mengatasi pencemaran lingkungan juga bertujuan untuk menekan harga pakan ternak para pelaku usaha di wilayah tersebut.

 

Maggot atau Larva dari Lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) merupakan larva dari jenis lalat tentara hitam. Bentuk siklus pertamanya (larva) melalui proses metamorfosis menjadi lalat dewasa. Hewan ini mampu mengolah berbagai jenis limbah organik dengan cepat, tidak menyebarkan penyakit, ramah terhadap manusia, tidak menggigit sehingga sangat bermanfaat dan aman untuk dibudidayakan.

 

” Prosesnya panjang. Jadi posisi untuk membudidayakan lalat BSF sebenernya sangat mudah ini berbahan baku dengan sampah sampah organik dari mulai buah, sayur, nasi bekas dan banyak lagi asal sampah organik yang bisa dimanfaatkan atau bisa di makan sama larva BSF,” kata Udan di lokasi TPS3R, Senin, (8/7/24).

 

Udan menerangkan, jika saat ini dirinya baru dapat memanfaatkan sampah organik dari warga sekitar saja.

 

” Kalo untuk sekarang baru skala kecil artinya, baru memanfaatkan sampah dari warga sekitar sini tapi harapan saya ingin semua warga bjsa mengumpulkan sampah sampah organik yang dibuang ke TPS3R ini,” ujarnya.

 

Ia menyebutkan jika dirinya baru satu tahun mengelola TPS3R tersebut.

 

“Kalo berjalan TPS3R ini baru berjalan 1 tahun,”imbuhnya.

 

Sementara untuk keutungan, Udan mengatakan repatif tergantung dari adanya bahan baku atau sampah organik yang terkoordinir.

 

” saat ini hanya memanfaatkan alat seadanya, untuk keuntungan memang ada tapi untuk saat ini hanya untuk oprasional saja,” terangnya.

 

Ia berharap adanya dukungan dan bantuan alat yang dapat mendorong keberhasilan budidaya Magot tersebut

 

” dengan keuntungan yang masih rendah, harapannya pertama pemerintah daerah sampai pemerintah pusat ini dapat melirik kami para pembudidaya magot, ya kita ketika membutuhkan alat alat yang bisa mengolah sampah dapat membantu kami. Namun Alhamdulih untuk pemerintahan setempat sudah mengetahui bahwa di sini kami tengah mengelola TPS3R in, namun kami belum maksimal, ” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *