Ragam

Desa Wisata Religi Astana Gunungjati Kabupaten Cirebon Masuk 75 ADWI 2023

71
×

Desa Wisata Religi Astana Gunungjati Kabupaten Cirebon Masuk 75 ADWI 2023

Sebarkan artikel ini

 

Journal News.id.KABUPATEN CIREBON — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menetapkan Desa Wisata Religi Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, menjadi salah satu dari 75 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Berdasarkan pantauan, Minggu (6/8/2023), Sandiaga Uno tiba di Desa Wisata Religi Astana sekitar pukul 09.30 WIB dan langsung diarak menggunakan kereta kencana sejauh 200 meter dari jalan masuk hingga pintu gerbang Makam Sunan Gunung Jati.

Setelah diarak, Sandiaga langsung berdialog dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Wisata Religi Astana dan mengunjungi stand para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag., Wakil Bupati Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih, SE., M.Si bersama sejumlah pejabat lainnya langsung menuju ke Makam Sunan Gunung Jati untuk berziarah.

Menurut Sandiaga, dari 4.000 desa yang mendaftar dalam ajang ADWI, sebanyak lima persennya merupakan desa religi. Desa Wisata Religi merupakan yang terbaik, karena memiliki potensi besar.

“Desa wisata ini tidak hanya mengundang wisatawan dari dalam negeri saja, tetapi juga dari luar negeri. Laporan dari kepala desa, wisatawan dari Brunei Darusalam dan Malaysia juga datang,” kata Sandiaga.

Di dalam makam ini, terdapat makam Sunan Gunung Jati yang merupakan Wali Songo penyebar agama Islam di tanah Jawa, juga merupakan sultan pertama Kasultanan Cirebon yang semula bernama Keraton Pakungwati.

Untuk menunjang aktivitas kepariwisataan, di desa ini terdapat sejumlah homestay yang bisa disewa oleh para peziarah. Harga sewa untuk satu rumah relatif terjangkau, hanya Rp150 ribu hingga Rp500 ribu.

Dalam momen tertentu, sejumlah kegiatan budaya dilaksanakan di Desa Wisata Religi Astana, diantaranya grebeg syawal, nadran, dan upacara adat mapagsri.

Selain itu, beberapa ragam kuliner khas mulai dari empal gentong, docang, nasi lengko, intip (kerak nasi), emping melinjo, emping amba, dan kerupuk lambak ditawarkan untuk memanjakan lidah para wisatawan.

ADWI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada desa wisata yang memenuhi kriteria penilaian Kemenparekraf/Baparekraf. Tak hanya “berlomba”, ADWI 2023 diharapkan dapat menggerakkan perekonomian Indonesia.

ADWI akan menjadi momentum kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Sehingga, kedepannya bisa mengangkat desa-desa di Indonesia sebagai destinasi wisata berkelas dunia, serta berdaya saing global dan berkelanjutan.

Di sisi lain, ADWI 2023 diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa tersebut, sekaligus menstimulasi kolaborasi antar unsur pentahelix (akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media) demi kemajuan desa wisata.

Ada lima kriteria penilaian yang harus dipenuhi seluruh peserta ADWI 2023, yang pertama, yakni desa wisata harus memiliki keunikan dan keautentikan daya tarik wisata berupa alam, buatan, serta seni dan budaya.

Selanjutnya, penilaian akan diambil dari peningkatan standar kualitas pelayanan homestay dengan melestarikan budaya lokal. Sekaligus, standar kualitas toilet dalam memenuhi sarana dan prasarana kenyamanan wisatawan yang berkunjung.

Penilaian ketiga, diambil dari kemampuan akselerasi percepatan transformasi digital, serta menciptakan konten kreatif sebagai sarana promosi desa wisata secara digital. Sementara itu, penilaian keempat dilihat dari souvenir yang dijual.

Setiap desa wisata harus bisa menggali kreativitas dan hasil karya desa wisata berupa kuliner, fesyen, dan karya berbasis kearifan lokal.

Satu lagi kategori penilaian yang akan dipertimbangkan dalam ajang ini, yaitu kelembagaan desa wisata dan CHSE. Desa wisata harus berbadan hukum, memiliki pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan, memiliki manajemen risiko, serta menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) berstandar nasional.

Bupati Imron berterima kasih pada Sandiaga Uno yang telah memberikan Desa Astana masuk dalam 75 ADWI. Pihaknya berpesan agar seluruh masyarakat, khususnya Desa Astana bisa menjaga keasrian, ketertiban, dan kebersihan.

“Kami berpesan pada masyarakat Cirebon, khususnya yang ada di Desa Astana, mari jaga keasrian, ketertiban, dan kebersihan,” kata Imron.

Imron menjelaskan, banyak kelebihan di Desa Astana yang mejadi penilaian Sandiaga Uno. Pihaknya mengharapkan, masyarakat Indonesia yang hendak berziarah ke luar negeri, bisa datang terlebih dahulu ke Cirebon.

Sebab, kata Imron, Cirebon merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam peradaban Islam. “Dan wali juga salah satunya ada di sini,” tambahnya.

Terkait beberapa faktor yang menjadi kekurangan Desa Wisata Religi Astana, Imron berkomitmen siap membantu.

“Tadi kata Pak Menteri, yang datang ribuan, tapi manfaat terhadap warung-warung kurang maksimal. Maka harus ada kerjasama antara pemerintah dengan pengelola. Pemerintah daerah siap untuk cari solusinya,” sambung Imron.

Laporan:Sana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *