Journalnews.id // LAHAT–Kendaraan Penyapu Jalan atau Road Sweeper menjadi andalan untuk mengatasi masalah kebersihan khususnya di jalan protokol. Penggunaan truk ini dinilai lebih efektif dan efisien.
Soalnya truk ini dibekali dengan beberapa kemampuan seperti mesin sapu, alat penyemprot serta penyedot air dan sampah. Artinya sekali pengoperasian tiga hal tersebut dapat dilakukan sekaligus.
Cara kerjanya sapu hidrolik yang berada di depan bumper dan sayap mobil akan menggiring kotoran masuk ke mesin penyedot. Di saat itu pun penyemprot air bisa bekerja untuk menetralisir debu saat pembersihan.
harga truk pembersih jalan di Dinas Lingkungan Hidup Lahat sekarang belum beroperasi hampir menyamai harga mobil supercar kata ” Ketua DPN Harian LIDIKKRIMSUS RI Rhodi Irfanto, SH sekitar Rp 3 milyar lebih ini patut dipertanyakan Lahat kota kecil belum layak menggunakan mobil Penyedot Debu ( truk Roads Sweper)
Masih kata Ketua Harian LIDIKKRIMSUS RI Rhodi kalau yang besar seperti jenis mobil Hino 4,1 M sedangkan ukuran kecil sekitar 3,2 M ini sungguh Fantastis, ini hanya menghamburkan hamburkan uang negara perawatan mobil tersebut mahal ujar ” Rhodi
Sementara itu Wartawan kamis-(28/3) menanyakan salah satu ASN kegunaan mobil Penyedot Debu warna biru harga nya 3,2 milyar untuk menyedot debu di Pemda dan dalam kota lahat dari hasil investigasi LIDIKKRIMSUS RI belum terlihat untuk menyedot belum pernah melakukan penyedotan debu dihalaman kantor bupati lahat, apalagi dalam kota lahat,
Truk Roads Sweper ini layak untuk menyedot debu batubara di daerah Merapi dan sangat membantu warga akibat dampak lingkungan debu batubara di Merapi area sudah sungguh membahayakan bagi kesehatan di pemukiman pinggir jalan ujar “BMBNG Sekretaris DPP LIDIKKRIMSUS RI Provinsi Sumsel.
Kiranya mobil Penyedot Debu agar di opersionalkan di Kecamatan Merapi lebih efektif dan efisien dan lingkungan menjadi sehat sesuai program pj Bupati Lahat Muhammad Farid menanam pohon di pinggir jalan Sergai kanopi melindungi dampak debu batubara akibat ribuan angkutan batubara sudah tidak sehat lagi masyarakat terkena penyakit ISPA mereka mulai mengeluh berdasarkan data dari Puskesmas Merapi terparah sudah ada terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Terpisah Kepala DLH Lahat Agus Salman belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini ditayangkan di portal berita Media Group.”
(Tim/45)