Cianjur,- https//journalnews.id
Pendidikan Lingkungan di Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, demi mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Pada kamis 23 Januari 2025.
Kegiatan yang diadakan di Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP), bersama dengan Yayasan Cipta Abdi Bangsa Cianjur dan Mapaska (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas SURYAKANCAN), telah menyelenggarakan kegiatan pendidikan lingkungan yang berlangsung pada hari ini, Kamis, 23 Januari 2025, di Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Acara ini dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB, diikuti oleh 19 peserta yang merupakan anggota Mapaska, sebagai lanjutan dari pendidikan dasar yang telah dilakukan sebelumnya.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Kepala BBTNGGP Adhi Nurul Hadi, S.Hut, MSc yang menyampaikan apresiasi atas upaya kolaborasi dalam mengedukasi generasi muda mengenai pentingnya konservasi hutan dan lahan. Dalam sambutannya, Kepala BBTNGGP juga menggaris bawahi pentingnya peran serta generasi muda dalam menjaga kelestarian alam, khususnya di kawasan taman nasional yang menjadi sumber daya alam yang sangat penting bagi keberlanjutan ekosistem.
Selanjutnya, sambutan diberikan oleh Kepala Biro Kemahasiswaan Universitas SURYAKANCANA, Dr. Buchari Muslim, SE., SH., MH. yang juga menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap kegiatan pendidikan lingkungan ini. Beliau berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan berkembang, agar semakin banyak generasi muda yang terlibat langsung dalam konservasi dan pelestarian alam, terutama dalam upaya penyelamatan hutan dan lahan,” ucapnya.
Acara dilanjutkan dengan diskusi panel antara Herry Trijoko (Yayasan Cipta Abdi Bangsa) dan Nico Syahputra (Mapaska). Dalam diskusi ini, kedua pihak sepakat untuk menindaklanjuti kegiatan pendidikan lingkungan dengan fokus pada penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Cianjur, khususnya Sub DAS Cikundul.
Menurut Herry Trijoko mengatakan, “Kegiatan ini yang melibatkan mahasiswa pecinta alam dari berbagai kampus di Cianjur serta Komite Sub DAS Cikundul, untuk berkolaborasi dalam melaksanakan aksi nyata di lapangan.
“Seperti penghijauan, pembersihan sampah, serta edukasi masyarakat setempat mengenai pentingnya menjaga kelestarian sungai dan lingkungan sekitar,” ujarnya.
“Acara ditutup dengan kegiatan operasi bersih di jalur air terjun Cibodas, yang melibatkan semua peserta untuk membersihkan sampah dan menjaga kebersihan jalur wisata alam. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi contoh konkret tentang bagaimana generasi muda dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam, dimulai dari area-area wisata yang sering dikunjungi oleh masyarakat,” terangnya.
“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kolektif di kalangan generasi muda tentang pentingnya peran mereka dalam konservasi hutan dan lahan. Selain itu, kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan komunitas mahasiswa, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pelestarian alam dan keberlanjutan ekosistem di kawasan Cianjur,” pungkas Herry. *(Muklis M.