Daerah

Sosialisasi Giat Lingkungan, Kolaborasi Program Cianjur Untuk Sungai dan Pertanian Sehat, dari SUB DAS Cikundul dan Beberapa Unsur.

208
×

Sosialisasi Giat Lingkungan, Kolaborasi Program Cianjur Untuk Sungai dan Pertanian Sehat, dari SUB DAS Cikundul dan Beberapa Unsur.

Sebarkan artikel ini

Cianjur, – https//journalnews.id
Di tengah suara air yang melewati bebatuan di tepian Sungai Cisarua, sejumlah tokoh dari berbagai kalangan berkumpul. Mereka datang bukan untuk seremonial, tetapi untuk memulai sesuatu yang baru, penyembuhan sungai dan pertanian secara bersamaan.

Pertemuan ini diberi nama “Ngahiji Dina Karya: Ngahudangkeun Cai, Ngahirupkeun Kahirupan”, (Bersatu dalam karya, Menghidupkan Air, Menghidupkan Kehidupan) Acara yang
berlangsung di Balai Kelompok Tani Mandiri Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, pada Rabu (15/10/2025).

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Sebanyak 14 Orang dihadiri beberapa unsur elemen, dengan Satu Tujuan.
Dengan hanya empat belas orang yang hadir. Namun semangat yang muncul melebihi jumlah kursi di ruangan itu. Mereka berasal dari berbagai latar belakang akademisi, petani, pemerintah, hingga pegiat lingkungan. Hadir dalam pertemuan tersebut, Seperti Dr. Widya Sari, S.P., M.P., Dosen Fakultas Pertanian Universitas Suryakancana, bersama 6 mahasiswa yang akan terjun ke lapangan untuk penelitian, N.K, Sanusi, Kepala Desa Sindanglaya, Asep Bani, S.A.P. Kepala UPTD Pelayanan Pertanian Kecamatan Pacet, Denden Muflihudin, S.P., Kepala Balai Penyuluh Pertanian Pacet, Ridha Fuja Andina dan Jana Rojana, Ketua dan anggota Kelompok Tani Mandiri, Andri, S.H. Aktivis hukum dan pemerhati lingkungan, dan Herry Trijoko, Koordinator Komite Sub DAS Cikundul.

Adapun sosialisasi tersebut guna, Mengubah Paradigma, Dari Sampah Menjadi Kehidupan, dengan diskusi yang berlangsung sekitar satu jam itu, di mulai jam 11.03 wib.
Membuka kesadaran baru, bahwa pengelolaan sampah dan limbah bukan sekadar urusan kebersihan, tapi awal dari perbaikan ekosistem pertanian dan sungai.

Dr. Widya Sari, S.P., M.P. memaparkan, “Gagasan riset tentang pemanfaatan slurry hasil reaktor biogas sebagai pupuk cair organik,” jelasnya.

Bersama mahasiswanya, ia akan melakukan tiga percobaan di tiga lahan dan tiga komoditas di Kampung Babakan Cisarua.
“Kami ingin membuktikan, hasil biogas bukan limbah, tapi energi kehidupan baru bagi tanah,” ujarnya.

Pemerintah melalui UPTD Pertanian dan BPP Pacet mendukung penuh langkah ini dengan memastikan riset dan data dapat diintegrasikan dengan sistem penyuluhan ke petani binaan.

Pemerintah Desa Sindanglaya akan memperkuat sisi hulu dengan fokus pada pengelolaan sampah dan limbah di wilayah riparian DAS Cisarua, sambil membuka peluang kerja sama dengan akademisi melalui program KKN berkelanjutan.

Sementara Komite Sub DAS Cikundul memegang peran strategis di bagian hulu sebagai pengelola sistem biogas masyarakat dan penyedia bahan pupuk cair (slurry) sekaligus penjaga prinsip utama.

Menurut Herry Trijoko, “Tujuan biogas bukan api, tapi sistem pengelolaan sampah terpadu. Api hanyalah bonus, kehidupan yang bersih adalah hasil utamanya,” tegasnya.

Ada Tiga Tahap Perubahan yaitu Hulu, Tengah, dan Hilir, Kesepakatan kolektif ini melahirkan peta besar gerakan dengan,
1. Hulu: Pengelolaan sampah, limbah, dan teknologi biogas dikawal oleh Komite Sub DAS dan Desa Sindanglaya.
2. Tengah: Penelitian ilmiah dan pendampingan petani di lahan uji dipandu akademisi, mahasiswa, dan UPTD Pertanian.
3. Hilir: Penguatan ekonomi petani, pengemasan produk organik, dan pemasaran hasil pertanian melalui koperasi dan platform digital, termasuk peluang ekspor bunga potong dan produk hortikultura.

Sebuah ide menarik juga muncul dalam obrolan ringan, branding pupuk cair hasil biogas sebagai produk lokal unggulan Desa Sindanglaya. Tujuannya bukan sekadar jualan, tapi membangun kemandirian dana kelompok tani untuk mendukung kegiatan konservasi dan penyembuhan sungai.

Gerakan Baru dari Cianjur Pertemuan ini bukan akhir, melainkan permulaan perubahan besar. Dalam waktu dekat, mahasiswa akan menyusun timeline riset enam bulan ke depan untuk memastikan uji coba pupuk organik cair berjalan dengan baik dan dapat direplikasi di desa-desa lain.

Dr. Widya Sari, S.P., M.P

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *