JOURNALNEWS .ID -//- Mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Syariah (MBS) Institut Agama Islam (IAI) SEBI melakukan pendampingan usaha kepada UMKM Widy Kitchen, sebuah usaha kuliner yang berfokus pada produk dimsum dan makanan ringan. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Laboratorium Bisnis yang bertujuan mengintegrasikan teori manajemen syariah dengan praktik lapangan secara langsung.
Pendampingan dilakukan melalui observasi menyeluruh, wawancara pemilik, analisis operasional, hingga dokumentasi kegiatan usaha di dua gerai yang dikelola pemilik, Bu Dewi, yakni gerai utama di Kantin SMAN 5 Depok serta gerai kedua di depan Superindo Sawangan.
Perjalanan Widy Kitchen: Dari Rumahan ke Dua Gerai Aktif
Usaha yang berdiri sejak 2023 ini awalnya diproduksi dari rumah dan dipasarkan secara pre-order. Melalui pembinaan UMKM Kota Depok dan tingginya minat pasar, Widy Kitchen berkembang pesat hingga memiliki dua outlet aktif.
Gerai di lingkungan sekolah menjadi titik pertumbuhan terbesar. Bu Dewi mengungkapkan bahwa pasar pelajar dan Gen Z sangat cocok dengan karakter produk Widy Kitchen.
“Paling laku itu dimsum mentai. Anak sekolah memang suka yang creamy-pedas. Penjualan di kantin jauh lebih ramai daripada outlet Superindo,” jelasnya.
Produk yang dijual meliputi dimsum original, dimsum mentai, wonton chili oil, citul ayam suwir, aneka cireng, hingga paket frozen food.
Kapasitas Produksi Meningkat, Permintaan Pelajar Mendominasi
Dalam sekali produksi, Bu Dewi mampu membuat hingga 1.000 pcs dimsum, dan produksi dilakukan dua kali dalam sepekan, terutama saat ada permintaan dari bazar atau acara sekolah.
Mahasiswa menemukan bahwa:
Gerai SMAN 5 Depok mengalami lonjakan penjualan signifikan
Gerai Superindo cenderung sepi karena target pasarnya didominasi keluarga
Permintaan frozen food meningkat pada akhir pekan
Dimsum mentai menjadi produk unggulan dan penyumbang omzet terbesar
Pendampingan Mahasiswa: Analisis Bisnis & Nilai Syariah
Melalui pendekatan partisipatif, mahasiswa melakukan observasi terhadap empat aspek utama: pemasaran, operasional, SDM, dan keuangan.
Pendampingan ini mengedepankan nilai ta’awun (tolong-menolong) dan itqan (profesionalisme), sebagaimana prinsip dasar manajemen syariah.
Hasil pendampingan menunjukkan beberapa tantangan:
Pemasaran digital belum optimal, terutama untuk menarik pasar keluarga di outlet Superindo.
Belum ada diferensiasi menu untuk menyesuaikan karakter lokasi.
Pencatatan keuangan masih sederhana dan dilakukan manual.
Rekomendasi Tim Mahasiswa IAI SEBI
Mahasiswa menyusun rekomendasi berkelanjutan yang dapat diterapkan UMKM Widy Kitchen, meliputi:
Optimalisasi media sosial dengan konten foto/video produk.
Segmentasi menu berdasarkan lokasi, misalnya frozen food & cireng untuk pasar keluarga.
Standardisasi operasional dan kebersihan di kedua gerai.
Pencatatan digital sederhana menggunakan aplikasi keuangan UMKM.
Promosi bundling hemat untuk pelajar, memaksimalkan potensi kantin sekolah.
Pendampingan ini menjadi wadah nyata bagi mahasiswa untuk mempraktikkan teori manajemen syariah dalam kehidupan sehari-hari. Ketua Prodi Manajemen Bisnis Syariah sebelumnya menegaskan bahwa mahasiswa harus mampu menggabungkan ilmu akademik dengan problem UMKM.
“Pendampingan seperti ini membuat mahasiswa belajar melalui aksi nyata, sekaligus memberi manfaat bagi para pelaku usaha kecil,” ungkapnya.
Kesimpulan
Pendampingan UMKM Widy Kitchen menegaskan bahwa sinergi antara kampus dan pelaku usaha dapat meningkatkan kapasitas bisnis, sekaligus menguatkan nilai-nilai syariah dalam praktik kewirausahaan. Melalui inovasi menu, pemasaran yang tepat sasaran, dan efisiensi produksi, Widy Kitchen berpotensi terus berkembang sebagai kuliner favorit pelajar Depok.
Ringkasan Dokumentasi Observasi
Lokasi
Alamat
Tanggal
Narasumber
Outlet 1
Kantin SMAN 5 Depok
(Tanggal kunjungan tim)
Bu Dewi
Outlet 2
Depan Super
indo Sawangan
(Tanggal kunjungan tim)
Bu Dewi











