JOURNALNEWS.ID | CIANJUR – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemantau Pemerintahan Pusat dan Daerah (Pemuda) Cianjur menyatakan sikap menolak usulan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas gas elpiji. Hal tersebut merupakan tindakan yang yang diluar batas kemampuan masyarakat.
“Kami menolak keras usulan HET untuk gas elpiji yang disediakan oleh Hiswqna Migqs ini,” ujar Ketua LSM Pemuda, Galih Widyaswara kepada journalnews.id, Senin (6/06/2022).
Galih beranggapan, sangat tidak elok bila kondisi Cianjur yang masih terpuruk dipasang dasar dalam predikat Kabupaten termiskin ke 5, pihak Hiswana Migas malah mengusulkan kenaikan HET Gas Elpiji yang sudah menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat. Dan salah satu faktor penilaian Indek Pembangunan Manusia, adalah kemampuan daya beli masyarakat. Kalau Kabupaten Cianjur masih terpuruk dalam penilaian IPM, berarti hal ini wajib jadi pertimbangan bagi Hiswana Migas sebelum mengusulkan kenaikan HET gas elpiji.
“Apalagi kita baru saja bisa bernafas sedikit lega setelah dilanda bencana Covid19. Kasihan masyarakat kecil dong, ” katanya.
Menurutnya, Hiswana Migas Cianjur lebih berfokus pada pengawasan dan pengawasan pada perusahaan-perusahaan Pertamina Cianjur yang disinyalir banyak ketidaksesuaian kontrak dalam pengiriman jumlah gas elpiji secara faktual di lapangan.
“Kalau memang usulan ini menyalahi aturan, saya harap pihak Pimpinan Hiswana Migas tinggat provinsi patut memberikan sangsi kepada Hiswana Migas Cianjur, ” tutur Galih.
Pimpinan Hiswana Migas Provinsi Jawa Barat juga, lanjut Galih, diharapkan mengaudit semua perusahaan yang terlibat dalam bisnis pengiriman gas elpiji. Apakah sudah sesuai dengan kontrak untuk hitungan kuota yang sudah disepakati.
“Bila usulan kenaikan HET gas elpiji masih berlanjut, dan masyarakat yang jadi korbannya, Kami menuntut Ketua Hiswana Migas Cianjur untuk mundur saja dari jabatan yang baru saja dipegangnya,” tutupnya. (Rupen)
