Daerah

Kunjungi Dapur MBG, Kemenkes Berpesan SPPG Segera Urus SLHS

78
×

Kunjungi Dapur MBG, Kemenkes Berpesan SPPG Segera Urus SLHS

Sebarkan artikel ini

 

Cianjur || Selain memiliki tugas utama untuk memastikan produksi dan penyaluran makanan bergizi sesuai standar untuk mendukung program Presiden RI, SPPG diharuskan memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Sertifikat ini dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan sebagai bukti bahwa tempat pengolahan makanan tersebut telah memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.

Namun di Kabupaten Cianjur sendiri masih banyak yang belum memiliki sertifikat itu, padahal dapur MBG tersebut sudah beroprasi.

Seperti yang disampaikan Direktorat Kesehatan Lingkungan
Ditjen Penanggulangan Penyakit
Kementerian Kesehatan, Hasanah, SKM, MKM
Adminkes Ahli Muda, Ia menyampaikan bahwa di Kabupaten Cianjur sendiri hanya 36 SPPG yang baru memiliki SLHS dari 171 SPPG yang ada.

” Ada 171 SPPG yang dikunjungi dan baru 36 SPPG yang sudah memiliki SLHS,” katanya seusai mengunjungi SPPG di Desa Bobojong, Mande, pada 31 Oktober kemarin.

Ia berharap SPPG yang belum memiliki SLHS segera mengajukan permohonan SLHS ke Dinas Kesehatan.

” Nanti Dinas kesehatan sebelum mengeluarkan Sertifikat akan melakukan pemeriksaan terhadap berbagai aspek, termasuk kebersihan ruangan, peralatan, bahan baku, dan lainnya,”imbuhnya.

Terpisah, E Sri Mulyani, Salah satu pengelola SPPG di Jalan Salajambe, Kampung Sukaresmi, Desa Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa barat menyampaikan jika SLHS perlu dimiliki dengan tujuan Menjamin makanan yang disajikan aman, layak, dan sehat untuk dikonsumsi oleh penerima program.

“Iya sudah ada, Kita Sudah memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) kita sudah memilikinya, ” katanya, melalui sambungan telpon, Sabtu, (8/11/25).

Sri menuturkan meski awalnya sulit untuk mengurus SLHS karena karyawan harus memasukan data secara onlen, namun selagi semua persyaratan telah dipenuhi SLHS itupun akhirnya bisa diterimanya.

Sri juga menambahkan bahwa pihaknya setelah mendapatkan SLHS selalu mempertahankan kehigenisan makanan dan selalu menjaga kebersihan lingkungan dari limbah yang dihasilkan.

” Untuk limbah padat seperti sampah, tulang tulang kita pisahkan ke karung dan air yang keluar itu dipastikan aman karena sebelum masuk ke selokan ada penyaringnya dulu ( proses Filterisasi ) ,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *