Jawa Timur,- Partai NasDem telah membuat keputusan strategis dengan mengusung duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin), sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Keputusan ini dianggap sebagai pilihan yang rasional oleh banyak pihak, termasuk pendiri lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani.
Menurut Saiful Mujani, ada beberapa alasan yang membuat pasangan ini menjadi pilihan yang tepat bagi Partai NasDem. Pertama, dengan mengusung Anies dan Gus Muhaimin, Partai NasDem tidak perlu lagi menghadapi kompleksitas mengelola tiga partai dalam koalisi. Sebagai hasilnya, keputusan terkait pasangan calon presiden dan wakil presiden dapat diambil dengan lebih cepat dan mudah.
Alasan kedua adalah potensi peningkatan suara bagi Anies Baswedan. Saat ini, Anies memiliki dukungan sekitar 20 persen dari pemilih, dan sebagian besar suara tersebut berasal dari luar Jawa Tengah dan Jawa Timur. Suara PKB juga lebih banyak daripada Demokrat. PKB memiliki 9,69 persen sementara Demokrat hanya 7,77 persen.
“Suara Anies sekarang sekitar 20 persen, dan umumnya dari luar Jawa Tengah dan Jawa Timur. Potensial bisa dimonopoli NasDem. NasDem potensial membesar suaranya,” ujar Saiful.
Dengan kehadiran Gus Muhaimin, ada peluang besar untuk memperbesar dukungan Anies di kedua wilayah tersebut. NasDem dapat memainkan peran kunci dalam menggalang dukungan di daerah-daerah ini.
Terakhir, Saiful Mujani menekankan bahwa target utama Partai NasDem bukan hanya kemenangan dalam Pilpres 2024. Meskipun kemenangan merupakan tujuan akhir, ada hal lain yang menjadi fokus utama Partai NasDem yang tidak diungkapkan olehnya. Ini menunjukkan bahwa Partai NasDem memiliki agenda yang lebih luas dan komitmen jangka panjang dalam politik nasional. “Jika Pilpres menang itu cukup jadi bonus besar saja buat nasdem,” ungkapnya.
Dengan demikian, keputusan Partai NasDem untuk mengusung duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar tidak hanya didasarkan pada pertimbangan politik saat ini, tetapi juga melibatkan strategi jangka panjang dan potensi pertumbuhan partai. “Kalau suara Anies sekarang menurun maka harapan penguatan NasDem dari ekor Anies akan menjadi susah. Jaga jangan turun udah cukup bagus untuk Nasdem,” kata Saiful.
Alasan selanjutnya, ia menganalisis, jika suara Anies menurun signifikan ke depan berarti suara dia selama ini sangat beririsan kuat dengan PKS dan Demokrat. “Kalau tidak menurun banyak tapi merupakan pemilih baru datang dari PKB, maka harapan NasDem untuk dapat ekor jas Anies menjadi sulit dicapai,” terangnya.
Jika itu terjadi, Saiful mengatakan NasDem tetap akhirnya harus memperbesar jas Anies agar dapat efeknya buat kenaikan suara NasDem.(ahd)