BeritaDaerah

Direktur BUMDes Bobojong Paparkan Rencana Ketapang Ayam Kampung Balitbangtan

108
×

Direktur BUMDes Bobojong Paparkan Rencana Ketapang Ayam Kampung Balitbangtan

Sebarkan artikel ini

 

Cianjur || Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Warga Sejahtera Bobojong Relisasikan ketahanan pagan pada peternakan ayam kampung pedaging jenis Balitbangtan ( KUB).

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Jenis Ayam KUB merupakan hasil seleksi genetik dari ayam kampung lokal yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas telur dan daging.

Keunggulan Ayam ini diantaraya dapat memproduksi telur lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kampung lainnya.

Selain itu, pertumbuhan ayam ini lebih cepat dan juga bobot telur lebih berat dibandingkan dengan ayam kampung biasa.

Menurut Direktur Bumdes Warga Bobojong Sejahtera, Gatot Virgo.S.St.Pi, mengatakan jika saat ini pihaknya tengah menyiapkan kandang untuk kapasitas 1000 sampai dengan 1200 ekor ayam KUB sebagai realisasi ketahanan pangan tersebut.

” Ketahanan Pangan ( Ketapang Bumdes ) untuk saat ini kami tengah mempersiapkan kandang, karena memang yang kita kelola itu pembesaran ayam pedaging atau ayam kampung jenis KUB yang telah di Acc oleh Dinas sekarang sudah hampir penyelesaian kandang sudah hampir 100 persen dan direncanakan pada bulan agustus ini sudah mulai masuk bibit,” katanya di lokasi Ketapang, Kampung Serang, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu, (30/7/25).

Gatot menjelaskan jika pengelolaan pembesaran Ayam KUB direncanakan kedepannya akan panen di setiap Bulannya.

” Kami juga telah Mou dengan Suplayer dan Bayer, nanti DOC nya mereka kirim demgan kualitas yang sudah standar dengan pabrik atau standar proyek mereka dan nanti hasil dagingnya mereka ambil kembali. Jadi untuk pemasaran kami tidak khawatir,” terangnya menjelaskan.

Gatot menyebutkan jika total anggaran untuk ketapang ini sebesar 365 juta 5 ratus ribu rupiah.

” Total kemarin itu kalau tidak salah 20 persen dari dana desa bobojong itu yang dikelola oleh BUMDes sebesar 365 juta 500 ribu rupiah,” katanya.

Sementara disinggung terkait adanya dugaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang ikut serta mengelola, H. Gatot membantah dan mengklarifikasinya. Dia menjelaskan jika pengelola yang dimagsud merupakan warga biasa dan BPD tetap pada fungsinya sebagai pengawas.

” Mungkin berkembang isu yah, yang pengelola atau kepala unit kadang ini ada nama Kang Dani Akbar beliau masyarakat biasa di sini sedangkan kemarin ada informasi Ketua BPD dalam hal ini Pak Guyu, sebenarnya sebelum menjadi ketua, Pak Guyu telah kita ajak ke Dinas karena beliau yang mengetahui yang berpengalaman mengetahui teknis pada peternakan Ayam ini dan sebenarnya kandang ini juga kandang beliau dan kami lakukan pengembangan oleh Bumdes setelah disetujui oleh pihak Dinas,” ucapnya.

Gatot menjelaskan, jika ketua BPD karena berpengalaman dan memahami teknis dalam peternakan ayam ini, selain dapat mengawasi 24 jam juga dapat menyalurkan ke ilmuannya dari segi lain juga beliau banyak berpartisipasi untuk kemajuan program ini.

” fungsi beliau sebagai pengawas bukan hanya mengawasi di atas kertas, 24 jam beliau bisa melihat kegiatan ini, ” ujarnya.

H. Gatot berpesan kepada para warga Desa Bobojong agar langsung menanyakan segala sesuatu yang tidak dipahami kepada pengurus Bumdes agar kedepannya tidak ada ke salah pahaman mengenai Bumdes dan pengelolaannya.

” Harapannya program ini dapat berjalan seterusnya bukan hanya program tahunan. Karena hitungan saya ini minimal harus berjalan 3 sampai 5 tahun, karena BEP nya secara analisa usaha selama 3 tahunan dengan dana yang ada dan mudah mudahan ini berjalan dan setelah melewati satu tahun kita akan bangun kemitraan kemitraan yang lain,” harapnya.

Pengertian BEP (Break Event Point)
Pengertian Break Even Point adalah titik ketika tingkat penjualan dan biaya produksi berada dalam posisi yang sama sehingga perusahaan tidak menghasilkan atau kerugian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *