Jurnalis: Frengky.as
AWDI
Media Group
Journalnews.id
LAHAT- SUMSEL//
Ormas Wira Lentera Jiwa {WLJ} Sumatra Selatan {Sumsel} Menyoroti Realisasi Penggunaan Anggaran Dana Operasional Sekolah {BOS} Reguler Tahun Anggaran 2022 di Sekolah Menengah Kejuruan, SMK PGRI 2 di Wilayah Kabupaten lahat Provinsi Sumatera Selatan.
yang terindikasi adanya Dugaan Mark Up Siswa dan Dugaan penggelembungan Anggaran Dana BOS TA. 2022.
Menurut Ketua Ormas WLJ Sumsel Bang Asrul SH, dari pantauan Tim Investigasi kami Berdasarkan” Data yang kami dapat dan kami Amati, Jumlah Siswa Sekolah SMK PGRI 2 Kab. Lahat, yang terdaftar Di DAPODIK, Siswa Laki-laki: 619 dan Siswa Perempuan: 86 Total: 705 Siswa, Sedangkan Laporan LPJ Anggaran Dana Bos yang diterima sekolah SMK PGRI 2 lahat. Jumlah Siswa Penerima Dana Bos Reguler, 785…?, disini banyak kejangalan Dalam Penerimaan dan pengelolaan Dana Bos reguler. pada sejumlah program yang dilaksanakan sekolah menenga kejujuran SMK PGRI Dua lahat. Diduga kuat telah terjadi mark up dan ada Indikasi korupsi.
Atas temuan itu, pihaknya Lembaga Ormas WLJ menegaskan akan melaporkan kasus ini ke penyidik Polda Sumsel untuk ditindaklanjuti.” Tegasnya.
Terpisah ketua *MKKS*, kabupaten lahat Misrina saat di mintak tanggapan Via henpon Oleh Wartawan *Journalnews.id Media Group* terkait temuan ini.”
Selasa – 22/08/2023 jam 10.30 WIB,
Benar Sekolah Yang menerima anggaran Dana Bos Reguler itu Berdasarkan Jumlah Siswa Riel yang terdaftar Di Dapodik, Brpo Jumlah siswa SMK PGRI dek,, ada bagus nyo adek langsung konfirmasi Sekolah yang bersangkutan, ayuk lagi rapat terimakasih informasinya.
Pihak Sekolah Ibu Yuly Vistiawaty Selaluku kepala Sekolah SMK PGRI 2 lahat, di konfirmasi Wartawan Journalnews.id, Jam 16.28 WIB. ” Waalaikumsalam, oyo dek gek konfirmasi ke sekolah be, gek ayuk kabari kalo ayuk da di sekolah, maaf ayuk blm biso nemui adek krn ayuk lagi rawat krn sakit🙏🏻.
Terpisah sambung ketua WLJ Sumsel ASRUL SH, menyampaikan ”
Nanti setelah kami masukan laporan akan kita undang rekan-rekan media untuk konfrensi pers,” ucapnya.
” Sebab selain ada indikasi mark up ada dugaan yang fiktik terkait realisasi anggaran dana BOS jadi setelah kita laporkan baru aka kita beberkan semua di muka publik.”tegas
*Edisi Bersambung*
