Lampung Utara,
journalnesw.id- pekerjaan Dirjen Bina Marga PUPR BPJN II wilayah Lampung PPK 2.5 yang dikerjakan oleh pihak ke III selaku kontraktor pelaksana Manggung Pola Raya (MPR) terkesan mengabaikan tanggung jawabnya di dalam pengerjaan yang diduga tidak sesuai dengan SOP.
Selaku dari penanggung jawab CV Abiyan Nata Karya dengan jenis nama pekerjaan Preservasi Jalan dan Jembatan di Ruas Terabanggi Besar Bukit Kemuning yang di sinyalir asal jadi,” Selasa,13/12/2022.
Seperti terlihat di jalan Alamsyah Ratu perwiranegara kelapa tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan, tepat di jalur 2 sangat miris pekerjaan tersebut terkesan asal- asalan.
Tentunya patut diduga pekerjaan tersebut sengaja di buat sedemikian untuk mera up keuntungan besar, berpotensi merugikan keuangan negara.
Kemudian salah satu oknum pekerja yang enggan disebut namanya saat dikonfirmasi awak media pada saat akan melakukan pemindahan alat atau tempat bekerja di Rengas Kecamatan Abung tinggi Kabupaten Lampung Utara terkesan sangat mengabaikan,mirisnya lagi pekerjaan yang masih amburadul akibat pekerjaan di maksud asal jadi,tentu akan berakibat dengan pengguna jalan dan menimbulkan rawan kemacetan,kecelakaan lalu lintas dan terkadang sampai meregang nyawa pengguna jalan.
Seperti yang disampaikan salah satu dari driver truk yang bermuatan kapasitas tinggi yang enggan disebut namanya, yang terparkir di salah satu pom bensin Haji Yusuf syahmin Kelapa tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan Lampung Utara menyampaikan kepada awak media yang sedang melakukan tugas dan fungsinya kontrol sosial.
“betul sekali mas kami melintas di malam hari karena kami menghindari akan adanya kemacetan dan kami pun mengejar target maklumlah kami ini hanya sopir harian semakin cepat kami mengantarkan muatan kami maka semakin cepat pula kami akan balik untuk memuat lagi.
Akan tetapi dengan adanya jalan yang seperti ini kami pun merasa khawatir akan terjadinya Hal-hal yang tidak diinginkan salah satunya patah as ataupun hal-hal yang tidak diinginkan dikarenakan jalan tersebut di samping masih banyak lubang ataupun Jalan gelombang kami takut, ungkap dari salah satu driver truk yang melintas di jalan tersebut yang enggan disebut namanya.
Terlepas dari pekerjaan asal jadi,kerap pula pihak pekerja tidak memenuhi syarat dalam pekerjaan proyek di jalan raya yang sangat padat aktivitas kendaraan dan masyarakat tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP) memasang tanda peringatan berlalu lintas.
Sehingga akibat kelalaiannya pihak pekerja tidak memasang rambu-rambu banyak pula menimbulkan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas,” tandasnya.