Daerah

Sejarah Gempa Sesar Cimandiri,Hancurnya Bangunan dan Rel Kereta Api di Bandung Barat

163
×

Sejarah Gempa Sesar Cimandiri,Hancurnya Bangunan dan Rel Kereta Api di Bandung Barat

Sebarkan artikel ini

BANDUNG BARAT _ Tepat 112 tahun lalu, 18 Desember 1910 Sesar Cimandiri mengalami goncangan yang dasyat. Pergeseran lempeng aktif ini menimbulkan gempa dengan magnitudo 7 di beberapa wilayah Keresidenan Priangan.


Berdasarkan data Southeast Asia Association of Seismology and Earthquake Engineering (SEASEE), gempa tersebut merupakan pergeseran lempeng aktif Cimandiri dari segmen Rajamandala.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten


Sesar Cimandiri memiliki panjang 100 kilometer. Membentang dari kawasan Padalarang hingga Palabuhan Ratu,Kabupaten Sukabumi. Sesar ini dibagi tiga segmen yakni Cimandiri di daerah Sukabumi, Cibeber di Cianjur, serta Rajamandala di Bandung Barat.


Pada tanggal 18 Desember 1910, gempa dahsyat dari sesar ini menghancurkan bangunan rumah hingga Infrastruktur transportasi yang dibangun Belanda.
Merujuk berita di koran Bataviaasch Nieuwsblad, edisi Jumat 6 Januari 1911, kerusakan paling parah akibat gempa ini terjadi di daerah Cipatat dan Padalarang, Bandung Barat.


Koran ini mencatat, gempa dari sesar Cimandiri ini terasa pertama kali sekitar pukul 06.20 WIB,Kemudian terjadi gempa susulan sebanyak empat kali yakni pukul 07.00 WIB, 10.00 WIB, 10.55 WIB dan 12.30 WIB.


Dampak guncangan begitu besar,bangunan rumah warga di Cipatat rubuh, jika pun masih bertahan, tembok rumah permanen akan dipenuhi retakan.


Tak hanya itu, rumah panggung juga ikut terdampak, kondisinya tak lagi berdiri kokoh lantaran condong ke kiri atau kanan. Selain itu, genting-genting rumah jatuh ke tanah, sebagian lainnya menimpa kepala manusia.
Bukan hanya pemukiman penduduk, Deli Courant edisi Sabtu 14 Januari 1911, mencatat kerusakan parah terjadi juga pada fasilitas transportasi kereta api di Cipatat dan Padalarang. Seluruh bangunan terminal, tiang telegraf, termasuk gudang barang dan tangki air, rusak berat.


Jaringan rel kereta api tak bisa dilalui karena muncul bencana ikutan berupa longsor, tanah amblas, dan pohon tumbang. Rute kereta Stasiun Padalarang menuju Cipatat lumpuh akibat rel kereta mengalami pergeseran dan penurunan tanah sepanjang antara 75 hingga 200 meter. Sehingga muncul penampakan rel yang menggantung di udara.


“Telegraf komunikasi juga telah terputus. Untuk sementara, wisatawan yang akan ke Bandung disarankan lewat Jalur Karawang,” tulis Deli Courant.


Lumpuhnya jalur kereta api mengakibatkan para pelancong dari Bandung yang hendak menuju Bogor atau sebaliknya terjebak di dalam kereta.


Untuk mengevakuasi penumpang, Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda Staatsspoorwegen (SS) menyediakan angkutan kereta kuda sadu untuk membawa penumpang sampai dari stasiun Cipatat menuju Padalarang.


“Penumpang harus naik gerobak atau berjalan kaki ke Padalarang . Dengan cara ini penumpang kereta terlambat 3 jam tiba di Bandung,” tulis Deli Courant. ( S.Irfan )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *