Daerah

PENDEKAR PINTAR DI UPTD Puskesmas Cijagang Bertujuan Tingkatkan Cakupan Skrining dan Tekan Tingginya Angka Penyakit Tidak Menular

117
×

PENDEKAR PINTAR DI UPTD Puskesmas Cijagang Bertujuan Tingkatkan Cakupan Skrining dan Tekan Tingginya Angka Penyakit Tidak Menular

Sebarkan artikel ini

Cianjur || Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2022 melaporkan bahwa 74% penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena Penyakit Tidak Menular / PTM (WHO, 2022). Data di Indonesia menunjukkan bahwa Penyakit Tiidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama pada tahun 2020, sebanyak 73%. Kematian karena penyakit kardiovaskuler 35%, kanker 12%, penyakit paru kronis 6%, dan Diabetes Mmellitus 6 % (Arifin et al., 2022). Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu tantangan kesehatan terbesar di abad ke-21 dan telah menjadi perhatian global baik di negara berkembang maupun negara maju.

Dalam dua tahun terakhir, UPTD Puskesmas Cijagang Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur telah berinovasi untuk menurunkan tingginya morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) akibat PTM, salah satu inovasi yang dilahirkan salah satunya adalah PENDEKAR PINTAR ( Penjaringan dan Deteksi Dini Oleh Kader Tentang Penyakit Tidak Menular ).

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut Kepala Puskesmas Cijagang, Utari Doriomas, menuturkan, jika penerapan fungsi manajemen pada program P2PTM yang tidak optimal membuat PTM dan faktor risikonya sulit dikendalikan, hal itu tentu akan berdampak pada meningkatnya angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) akibat PTM, tidak hanya itu PTM juga berdampak terhadap menurunnya produktivitas akibat kondisi sakit yang dirasakan termasuk kerugian ekonomi pada individu, keluarga maupun masyarakat. Beban masyarakat dan pemerintah pun bertambah oleh karena penanganannya memerlukan waktu yang lama dengan biaya yang besar dan memerlukan teknologi yang tinggi. PTM secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan menghambat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dan tujuan pembangunan nasional.

” Berbagai cara dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang diakibatkan oleh angka kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) di wilayah kerja Puskesmas kami. Salah satu inovasi yang dilahirkan oleh UPTD Puskesmas Cijagang Kabupaten Cianjur dalam menurunkan tingginya angka PTM di Kabupaten Cianjur, khususnya wilayah kerja Puskesmas adalah PENDEKAR PINTAR (Penjaringan dan Deteksi Dini Oleh Kader Tentang Penyakit Tidak Menular), inovasi melalui pemberdayaan masyarakat ini menjadi tantangan kesehatan yang penting, karena berdampak terhadap produktivitas dan pembiayaan kesehatan akibat disebabkan oleh penyakit tidak menular tersebut,” tuturnya, Senin, (26/5/25).

Pada pengaplikasian inovasi PENDEKAR PINTAR, Pihak Puskesmas Cijagang telah melakukan beberapa hal seperti memberikan edukasi kepada masyarakat serta melakukan Skrining pada usia produktif dan hasilnyapun naik signifikan.

” Dengan adanya inovasi ini pun, skrining pada usia produktif, naik signifikan, dari sebelum ada inovasi hanya 29,10%, menjadi 100% pada tahun 2024,” imbuhnya.

Hal itu tentu tidak terlepas dari berbagai peran para PENDEKAR PINTAR perwakilan setiap desa di wilayah kesehatan UPTD Puskesmas Cijagang.

” Tentunya untuk menjalankan inovasi ini kita memiliki kader kesehatan yaitu PENDEKAR PINTAR dari setiap desa, Seperti Ibu Ai Rohayati dari Desa Sukamulya, Ibu Nia Lestiawati dari Mekarsari, Ibu Wati dari Mekargalih, Ibu Tita Rosmiati dari Desa Cijagang, Ibu Neneg Karnesih dari Desa Mekarjaya dan Ibu Rohmani dari Desa Padajaya juga Inovator yang sangat berperan penting yaitu Ibu Cici Sandra Sucia, S.Tr, Keb,” ucapnya.

Utari Doriomas, berharap jika dalam kegiatan tersebut, pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dapat optimal sebagai salah satu cara pengendalian PTM yang efisien dan efektif di masyarakat.

” Dengan memfasilitasi dan melakukan bimbingan dalam pemeriksaan deteksi dini faktor risiko PTM yang dilakukan secara rutin oleh kader kesehatan PENDEKAR PINTAR, maka diharapkan deteksi dini dan monitoring faktor risiko masyarakat ini dapat ditindaklanjuti secara terpadu dan periodik termasuk pemberian KIE mengenai PTM dan bahayanya bagi kesehatan sehingga mampu mawas diri terhadap faktor risiko tersebut atau mengendalikannya apabila sudah terkena, sehingga kasus PTM dapat dikendalikan.

Iya menambahkan, jika Sikap mawas diri ini ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat.

” Dalam menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat melalui PENDEKAR PINTAR ini diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggara kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *