Journal news.id.Cirebon, Pemerintah desa Karangreja melaksanakan acara ngunjung/sadekah bumi pada hari ini sabtu 18/11/2023 yang bertempat di balai desa Karangreja, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Acara adat istiadat ngunjung/sedekah bumi di desa Karangreja ini merupakan bentuk penghormatan dan pengjargaan terhadap para leluhur dan nenek moyang dan juga bisa diartikan sebagai kunjungan pada para leluhur desa karangreja
Hadir dalam acara adat unjungan/sedekah bumi ini adalah Camat Suranenggala Masruhkin dan anggota DPRI RI dari partai demokrat Herman Khaeron para perangkat desa dan para lembaga desa Karangreja, acara berjalan lancar dan tertib
Kuwu desa Karangreja Toyana yang akrab dipanggil Kuwu Bobit mengatakan bahwa acara adat istiadat unjungan /sedekah bumi bertujuan semata- mata hanya untuk mendo’akan para leluhur kita agar bisa diampuni dosanya dan diterima di sisi allah SWT bukan meminta pada kuburan
” Adapun tempat para leluhur kita yang di kunjungi adalah Ki buyut Ki Sokotino, Ki Buyut Ki Sendi dan Ki Buyut Ki Saat,” ujar Kuwu Bobit panggilan akrabnya
Menurutnya, tradisi seperti ini telah dilakukan oleh masyarakat kami secara turun temurun dan rutin dilaksanakan tiap tahunya, oleh karena itu kegiatan semacam ini bisa dijadikan ajang silahturahmi dan persatuan bagi masyarakat kami
” Ada beberapa kegiatan yang kami lakukan bersama masyarakat kami yaitu tiga hari dimulai dengan pengajian umum, Ziarah ke makam para leluhur, pagelaran wayang kulit dan ditutup dengan pengajian,” tegasnya
Kuwu Bobit panggilan akrabnya menuturkan arti daripada curak ( tawur atau memberi) bahwa curak tersebut mengandung arti adalah ngucur rakyat yang artinya bahwa bentuk rasa syukur kita pada allah SWT dan bisa juga dimaknai yaitu berbagi dengan masyarakat kita, itu kurang lebih arti yang terkandung pada kata curak tersebut
” Adat sedekah bumi/ngunjung di tahun sekarang agak berbeda dibanding tahun sebelumnya, karena ditahun sekarang masyarakat desa Karangreja sangat antusias dalam mengikuti acara tradisi adat ngunjung ini,” tetangnya.
Kami berharap dengan adanya kegiatan ini yaitu adat ngunjung ini sebagai salah satu bentuk untuk merekatkan kembali masyarakat kami dan bisa mempersatukan kembali yang kemarin terkotak-kotak oleh adanya kontestasi pilwu.Terus terang kami tidak perna membeda-bedakan entah itu pendukung ataupun tidak kami sebagai Kuwu desa Karangreja akan kami layani semua, karena kita tahu seorang pemimpin harus bisa melayani dan mengayomi semua masyarakat desa Karangreja tanpa pandang bulu, itu komitmen kami sebagai Kuwu
” Bahkan kami telah melakukan pembagian seratus sembilan puluh satu kantong beras pada warga kami yang notabenya bukan pendukung kami tanpa tebang pilih. Ini bukti kami sebagai Kuwu dalam merangkul semua pendukung tanpa membeda-bedakan terhadp masyarakat kami. Ketika kami terpilih jadi Kuwu berarti kita milik semua masyarakat bukan milik pribadi maupun golongan,” pungkasnya.
Sana











