Journal News.id // Bupati Keerom Piter Gusbager, S.Hut., MUP bersama Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Nimbrot Rumaropen, ST., MT melakukan rapat kordinasi terkait pembangunan kolam retensi/ waduk pengendali genangan air Kampung Yowong, Jumat (8/3/24) bertempat di Ruang Rapat PT. Wijaya Karya, Kampung Wambes, Mannem. kegiatan juga dihadiri tokoh adat dan masyarakat Kampung Yowong.
Usai Rapat, Bupati Keerom Piter Gusbager mengatakan pada awak media bahwa pertemuan bersama hari ini dilakukan dalam rangka sosialisasi terkait telah terbitnya SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.179 Tahun 2024 Tentang Pelepasan Kawasan Hutan Produksi untuk pembangunan Kolam Retensi seluas 153 hektar di Kampung Yowong, Distrik Arso Barat.
“Selanjutnya kami Pemerintah Daerah selama kurun waktu setahun ini akan bekerja keras dalam beberapa tugas diantaranya memastikan audit lingkungannya, lalu penataan batas yang akan berkordinasi dengan balai penataan kawasan hutan dan berikut pengadaan tanah yang akan dilakukan oleh BWS Papua serta tugas lainnya sampai dengan membangun sistem informasi kepada masyarakat,” sebutnya.
Dijelaskan Bupati Keerom bahwa terdapat tujuh tugas penting yang harus segera dilakukannya dalam masa satu tahun sebelum proses pembangunan fisik kolam retensi atau waduk Kampung Yowong.
“Adapun fungsi utama kolam retensi ini untuk mengatur tata air dan drainase yang ada, dimana kita diketahui bersama bahwa Kabupaten Keerom terletak di kawasan yang banyak memiliki daerah aliran sungai diantaranya kali Skamto, Kali Tami dan Kali Mamberamo dan termasuk juga terdapat sungai trans nasional kali Bewan yang mengalir dari PNG Negara tetangga” terangnya.
Lanjut orang no.1 di kabupaten Keerom itu mengutarakan bahwa kolam retensi yang akan dibangun ini merupakan salah satu upaya pemerintahan yang dipimpinnya untuk penangggulangan banjir di Kabupaten Keerom.
“Jadi kami telah melakukan upaya-upaya strategis untuk penanggulangan banjir sejak tahun 2021 termasuk diantaranya pembangunan tanggul disejumlah sungai-sungai penting di Kabupaten Keerom. Penanggulangan banjir tidak hanya dengan pendekatan teknik sipil saja tetapi juga dengan pendekatan lainnya termasuk partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan. Diharapkan Kolam retensi atau waduk ini juga dapat memberikan manfaat ekonomi dan olahraga air bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara, Kepala BWS Papua Nimbrot Rumaropen menjelaskan bahwa pihaknya saat ini telah melaksanakan penyusunan dokumen lingkungan hidup/amdal sejak tahun 2017.
“Jadi pertemuan ini merupakan tindak lanjut berdasarkan arahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang harus segera kami laksanakan, sehingga saat ini kami mereview kembali bersama-sama Pemerintah Kabupaten Keerom. Tapi yang jelas dokumen ijin lingkungannya sudah keluar untuk selanjutnya sesuai rencana mulai tahun 2025 sudah bisa dilaksanakan pembangunanya,” pungkasnya. (@mr)