JOURNAL NEWS | Pengamat politik dari P3S (political and public policy studies), Jerry Massie menilai bahwa Mahfud MD memang sudah seharusnya tidak berada di dalam tubuh Kabinet Indonesia Maju.
Hal ini seiring dengan sikap Mahfud MD yang semakin liar menunjukkan gaya fight-nya terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Hal ini mulai dari serangan politiknya kepada program Jokowi yakni food estate hingga penilaian tumpulnya penegakan hukum di Indonesia, sementara dirinya adalah Menko Polhukam.
“Dari pada nunggu di Copot, akan lebih malu nanti,” kata Jerry kepada Kantor Journal News, Sabtu (27/01/24).
Baginya, memang seharusnya Mahfud MD mundur saja agar Presiden bisa segera menempatkan orang yang lebih kompeten untuk mendudiki jabatan yang sudah diamankan Presiden Jokowi kedapa mantan Ketua MK itu.
“Kalau Mahfud mau mundur aja tak perlu ada transisi. Memangnya dia presiden harus ada transisi kepemimpinan. Dia mundur maka Jokowi pasti tunjuk orangnya entah itu di koalisi pendukung Prabowo-Gibran,” ujarnya.
Kemudian, Jerry menilai bahwa banyak anak bangsa yang mampu menduduki posisi menko Polhukam dari kubu Prabowo-Gibran saat ini.
Salah satunya adalah Yusril Ihza Mahendra. Ia adalah mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) di pemerintahan Gus Dur hingga Megawati Soekarnoputri. Lalu, ia pun pernah menjabat sebagai Mensesneg di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla di Kabinet Indonesia Bersatu.
“Maka dua nama yang layak duduk yakni Prof Yuzril Mahendra atau DR Sufmi Dasco Ketua Harian DPP Partai Gerindra,” paparnya.
Jika memang Mahfud MD ingin fokus menjadi cawapres Ganjar Pranowo yang notabane sudah memisahkan diri dari perjuangan Jokowi untuk kepentingan bangsa dan negara saat ini, maka jalan terbaik adalah keluar gerbong sehingga bisa fokus menghina dan mendegradasi pemerintahan saat ini.
“Kalau gentleman segera mundur,” pungkasnya.