Daerah

BPBD Samosir Gelar Sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana Dilingkungan Sekolah

7738
×

BPBD Samosir Gelar Sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana Dilingkungan Sekolah

Sebarkan artikel ini

Journalnews ||Bupati Samosir diwakili Asisten I Drs. Tunggul Sinaga, M.Si membuka pelaksanaan Sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Komunikasi (KIE) Rawan Bencana Kabupaten Samosir dilingkungan Sekolah Se-Kecamatan Pangururan. Kegiatan ini digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Samosir di Aula SMA Negeri 1 Pangururan, Kamis (30/11).

Turut hadir pada sosialisasi ini, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Sumut John Suhartono Purba, S.Pd, SH, MH selaku Narasumber, dan Kepala Sekolah SMA N 1 Pangururan Heppy Tua Aritonang, S.Pd.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Kalak BPBD Samosir Sarimpol Simanihuruk menyampaikan, sosialisasi ini menghadirkan peserta yakni perwakilan siswa SMP, SMA dan SMK serta Guru Pendamping yang ada di Kecamatan Pangururan. Dan, dijadwalkan kegiatan yang sama akan dilaksanakan di sekolah-sekolah wilayah Kecamatan Palipi dan Kecamatan Sitiotio, pada Jumat (1/12).

Sarimpol mengatakan, sosialisasi ini bertujuan untuk memberi pemahaman dan meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana di satuan pendidikan dalam menanggulangi dan mengurangi risiko bencana, sehingga mampu memberikan perlindungan dan keselamatan pada siswa, tenaga pendidik dan lingkungan sekitar.

Bupati Samosir yang diwakili Asisten I Drs. Tunggul Sinaga, M.Si dalam sambutannya, mengapresiasi BPBD Samosir yang telah menginisiasi pelaksanaan sosialisasi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) rawan bencana dilingkungan sekolah di Kabupaten Samosir.

Tunggul menyampaikan, bahwa baru-baru ini terjadi bencana banjir bandang di Kenegerian Sihotang yang mengakibatkan adanya korban jiwa dan materil, dimana salah satu yang terdampak cukup parah adalah Gedung Sekolah SMP N 2 Harian, yang tertimbun lumpur dan material lainnya. Tentu dampak bencana ini menguras tenaga dan pikiran dari pemerintah dan seluruh pemerhati kemanusiaan.

“Bencana ini adalah ancaman bagi kehidupan, yang kita tidak tahu kapan datangnya. Maka kegiatan sosialisasi ini menjadi penting dalam memberi pemahaman akan upaya pencegahan dini risiko bencana khususnya dilingkungan sekolah”, kata Tunggul.

Tunggul berharap, setelah ini akan ada kegiatan tindak lanjut dilingkungan sekolah. Para guru pendamping diharapkan menginisiasi pembentukan komunitas siswa tanggap bencana dilingkungan sekolah masing-masing, yang dibekali pengetahuan tentang kegiatan pra bencana, saat dan pasca bencana.

Kepada para siswa peserta sosialisasi, Tunggul Sinaga berpesan agar mengikuti dengan antusias dan aktif untuk mendapatkan informasi terkait upaya pencegahan dini terhadap risiko bencana.

Selanjutnya, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Sumut John Suhartono Purba, S.Pd, SH, MH menyampaikan pemaparan terkait Implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Sekolah.

John Purba menyampaikan SPAB adalah amanat Permendikbud RI Nomor 33 Tahun 2019, yang pada dasarnya SPAB bertujuan untuk meningkatkan keselamatan warga sekolah dari risiko bencana. SPAB melibatkan seluruh komunitas pendidikan, termasuk siswa, guru, dan staf sekolah, dalam upaya meminimalkan risiko serta merencanakan dan merespon kejadian bencana dengan efektif.

Ada tiga pilar utama Satuan Pendidikan Aman Bencana yaitu, Fasilitas Sekolah Aman, Manajemen Bencana di Sekolah, dan
Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana

Dikatakan, bahwa Program SPAB sangat penting diterapkan sekolah. Karena melalui program ini akan meningkatkan kemampuan sumber daya di satuan pendidikan dalam menanggulangi dan mengurangi risiko bencana. Tujuan lainnya, juga untuk melindungi investasi pada satuan pendidikan agar aman terhadap bencana, dan memberikan perlindungan dan keselamatan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dari dampak bencana di satuan pendidikan, serta memastikan keberlangsungan layanan pendidikan pada satuan pendidikan yang terdampak bencana.

“Saya berharap, hendaknya implementasi SPAB ini menjadi skala prioritas di sekolah sekolah di Kabupaten Samosir”, katanya.

(Sartono Sihotang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *